
SEBAGAI langkah strategis dalam mengintegtasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) ke dalam sistem pembelajaran, IPB University resmi meluncurkan program baru. Namanya Smart Classroom.
Seperti dijelaskan Rektor IPB University Prof Arif Satria melalui siaran persnya, program ini menjadi upaya konkret IPB untuk memperkuat transformasi digital di dunia pendidikan tinggi.
Menurutnya, pemanfaatan AI di bidang pendidikan telah menjadi perhatiannya sejak 2020. Bahkan dirinya sudah berdiskusi langsung dengan sejumlah rektor dari Amerika dan Asia.
Namun, hingga 2022, belum ada satu pun negara di Asia yang mengatur penggunaan AI secara resmi di pendidikan tinggi. Baru dalam beberapa tahun terakhir transformasi ini berkembang sangat cepat.
Ia menyebutkan, sistem Smart Classroom yang diimplementasikan IPB University bekerja sama dengan Huawei dan U-Learning, telah melalui uji coba terbatas dan menunjukkan hasil yang luar biasa.
Fitur-fitur AI dalam kelas pintar memungkinkan dosen memantau partisipasi dan respons mahasiswa secara real-time, termasuk identifikasi mahasiswa yang tidak aktif, hingga deteksi tingkat kelelahan mahasiswa lewat teknologi pengenalan wajah (face recognition).
“Teknologi ini memungkinkan kita benar-benar memahami kondisi peserta didik tanpa harus terus-menerus memantau manual. Semua sudah terekam dan terukur,” ungkapnya.
Dalam tahap awal, implementasi difokuskan pada Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) sebagai bentuk prioritas. Ke depan, Prof Arif menargetkan seluruh ruang kelas di IPB University akan mengadopsi sistem Smart Classroom.
Pemasangan sistem ini dijadwalkan rampung pada Juli 2025 dan ditargetkan siap digunakan secara penuh pada awal semester baru. (H-2)