
Ibu rumah tangga (IRT) memiliki peranan penting dalam berjalannya keluarga dan rumah tangga. IRT tidak berarti membuat ibu tidak berdaya, karena pekerjaan yang dilakukan juga sama banyak dan lelahnya seperti orang bekerja.
Maka dari itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menyarankan adanya skema yang mengatur agar ibu rumah tangga bisa mendapat insentif atau jaminan dari pemerintah, yang termasuk ke dalam bagian care economy. Apa maksudnya?
"Care economy ini tidak hanya merawat anak, tetapi juga merawat lansia, orang sakit, difabel, itu adalah care economy. Karena ketika pekerjaan yang formal itu sudah jelas, ada angkanya di situ, tetapi yang informal itu enggak dibayar kan? Misalnya merawat orang tua, anak-anak kita, orang sakit, itu enggak dibayar. Nah, care economy ini mencoba untuk menghitung itu nilainya berapa," kata Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga/BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, dikutip dari Antara.
Bonivasius menjelaskan, pemerintah lewat Kemendukbangga/BKKBN telah merancang sejumlah program yang membuat para ibu dan perempuan tetap produktif. Misalnya, lewat pengadaan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang merupakan tempat penitipan anak atau daycare di tempat kerja.
Kebijakan ini diharapkan dapat membantu para ibu yang mungkin khawatir meninggalkan anak saat harus bekerja. Sekaligus juga membantu ibu bekerja agar tidak kehilangan pekerjaan hanya karena harus merawat anaknya, Moms.
"Lalu, apa yang pemerintah lakukan? Sekarang memang sudah dirancang rencana aksi untuk care economy ini, nanti setiap dukungan yang diberikan itu dihitung nilainya, kalau misal dia enggak bekerja tetapi merawat anaknya, ada dukungan dari pemerintah," kata Bonivasius.
Meski begitu, ia belum merincikan kemungkinan berapa banyak besaran insentif yang akan diberikan.
Apa Saja yang Diusulkan untuk Jaminan Bagi Ibu Rumah Tangga?
Nah, Bonivasius menjelaskan, jaminan tersebut tidak mesti dalam bentuk insentif uang, tetapi juga dapat berupa dukungan fasilitas lain, seperti penyediaan perawat ketika penduduk di usia produktif memasuki masa lansia, seperti di negara-negara Skandinavia.
"Ada dukungan dari pemerintah, tidak hanya berupa uang, tetapi misalnya berupa hal yang lain, misalnya ada insentiflah kepada ibu kita yang merawat anaknya atau merawat orang tua," tutur dia.
"Atau nanti juga bisa seperti di kasus di negara Skandinavia, jadi kalau kita merawat orang tua kita, maka itu angkanya dinilai tetapi tidak berupa uang. Jadi, ketika kita nanti juga lansia, maka kita berhak meminta kepada pemerintah ada orang yang merawat kita," pungkasnya.