
Hamas menyebut akan membebaskan 10 sandera yang ditangkap sejak serangan 7 Oktober 2023. Ini merupakan salah satu kesepakatan yang diraih dalam diskusi tak langsung oleh perwakilan mereka dengan Israel di Qatar untuk mencapai gencatan senjata selama 60 hari.
Mengutip AFP, Kamis (10/7), Hamas dalam pernyataannya mengatakan belum semuanya mencapai kata sepakat. Hamas mengatakan masih terdapat rintangan dalam sejumlah kesepakatan lain--aliran bantuan bebas ke Gaza, penarikan militer Israel dari wilayah tersebut, dan 'jaminan nyata' untuk perdamaian abadi--dalam pembicaraan yang telah berjalan selama 4 hari itu.
"Gerakan tersebut menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan dan setuju untuk membebaskan 10 tahanan (sandera)," sebutnya.
Salah satu sumber AFP yang mengetahui negosiasi di Doha pun mengatakan delegasi Israel lebih banyak mendengarkan daripada bernegosiasi.
"Yang mencerminkan kebijakan Netanyahu yang terus menerus menghalangi dan menyabotase potensi kesepakatan apa pun," kata sumber itu.
Sementara, utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan dari 251 warga Israel yang disandera Hamas, 49 orang masih ditahan di Gaza termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Selama diskusi di Doha berlangsung, PM Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Washington DC.
Mereka membicarakan soal gencatan senjata di Gaza dan juga saling bertukar ide kontroversial dengan tujuan membawa perdamaian permanen di tanah tersebut. Keduanya sepakat memindahkan warga Gaza ke negara tetangga sekitarnya.
“Sesuatu yang baik akan terjadi,” sesumbar Trump usai pertemuan yang dibalut dengan jamuan makan malam bersama sekutunya di Gedung Putih.
Di saat bersamaan, korban akibat serangan Israel di Gaza terus berjatuhan. Badan pertahanan sipil Gaza pada Rabu (9/7) mengatakan sebanyak 26 orang tewas dalam serangan Israel di kamp Al-Shati dekat Kota Gaza. 6 di antaranya adalah anak-anak.