
Grab Indonesia membantah kabar yang menyebut perusahaan sedang menjajaki rencana merger atau akuisisi terhadap PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Klarifikasi ini disampaikan menyusul kembali menguatnya spekulasi pasar terkait potensi konsolidasi dua raksasa teknologi di sektor ride-hailing dan layanan on-demand tersebut.
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menegaskan hingga saat ini tidak ada pembicaraan maupun kesepakatan apa pun antara Grab dan GoTo.
Penegasan itu mengacu pada laporan resmi Grab dalam dokumen Form 6-K yang disampaikan ke United States Securities and Exchange Commission (SEC) pada awal pekan ini.
“Kalau dilihat, bahwa ada laporan media bahwa kami sedang terlibat dalam diskusi untuk potensi transaksi dengan PT GoTo, para pihak (Grab Indonesia) tidak terlibat dalam diskusi apa pun saat ini,” ujar Neneng dalam makan malam dengan media di Kembang Goela, dikutip Sabtu (14/6).
Ia menambahkan, dokumen tersebut dapat diakses publik, dan disusun untuk memberikan transparansi atas berbagai isu aksi korporasi yang mencuat ke publik.
“Jadi mudah-mudahan ini bisa menjawab bahwa tidak ada pembicaraan dan tidak ada kesepakatan antara kami dan GoTo,” tegasnya.
Neneng juga menegaskan, Grab tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam menjalankan strategi investasi. Baik untuk pertumbuhan organik maupun peluang akuisisi.
“Kami akan memiliki pendekatan yang seimbang dalam berinvestasi untuk pertumbuhan organik yang menguntungkan dan peluang yang sangat selektif dan anorganik,” ungkap Neneng.
Indonesia, lanjut Neneng, masih menjadi pasar kunci bagi Grab. Perusahaan disebut akan terus berfokus pada pelayanan terhadap pelanggan, pengemudi, dan mitra dagang yang selama ini menjadi pondasi bisnis Grab di Tanah Air.
Adapun isu merger antara Grab dan GOTO pertama kali mencuat pada Februari 2025 lalu. Bloomberg saat itu melaporkan bahwa kedua perusahaan tengah membahas peluang merger dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai USD 7 miliar.