ISTANA Kepresidenan menggelar latihan upacara detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan penurunan bendera Merah Putih untuk HUT ke-80 RI di halaman depan Istana Merdeka, Rabu, 13 Agustus 2025. Gladi kotor upacara kemerdekaan hari ini merupakan latihan kedua setelah sehari sebelumnya.
Latihan ini melibatkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang nantinya akan dikukuhkan sebagai Paskibraka Nasional 2025. Selain calon Paskibraka Nasional, gladi kotor melibatkan pesawat TNI Angkatan Udara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pantauan Tempo, terlihat beberapa jet tempur F-16 mengudara di langit Jakarta Pusat. Sedangkan, sejumlah helikopter terlihat terbang di sekitar langit Istana Kepresidenan. Helikopter membawa bendera Merah Putih dan logo HUT ke-80 RI di bawahnya.
Ada 76 calon Paskibraka yang mengikuti gladi di Istana. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan masih ada sedikit yang kurang dari calon Paskibraka ini. Salah satunya gerakan mereka yang masih belum sempurna apabila dilihat dari samping.
“Kalau orang awam mungkin melihatnya sudah oke nih. Tapi kalau yang sudah pengalaman masih ada ini (kurang) sedikit,” kata Prasetyo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu.
Prasetyo merupakan alumnus SMA Taruna Nusantara Magelang yang menerapkan pendidikan semimiliter.
Selain postur, Prasetyo melihat konsentrasi calon Paskibraka yang masih belum sigap. “Kemudian kadang-kadang juga masalah konsentrasi. Waktu mendengar aba-aba itu ada yang sigap, ada juga yang sepersekian detik itu agak terlambat,” ucapnya.
Gladi akan berlangsung hingga 14 Agustus. Pemerintah pun merekayasa lalu lintas di sekitar Istana Merdeka. Mensesneg menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak rekayasa lalu lintas ini.
“Pertama-tama tentu kami juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat di Jakarta yang beraktivitas di sekitar Istana Merdeka. Kalau memang dalam beberapa hari ke depan agak sedikit terganggu kenyamanannya karena kita mulai ada kegiatan di Istana Merdeka kami memohon maaf,” kata Prasetyo.
Pilihan Editor: