Emiten migas, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), mencatatkan laba bersih USD 15,3 juta atau sekitar Rp 250,73 miliar pada kuartal II 2025. Angka ini melambat 4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 16 juta.
Berdasarkan laporan perseroan, Selasa (5/8), pendapatan pada kuartal II 2025 mencapai USD 127,63 juta, naik 3,3 persen (yoy) dari kuartal II 2024 USD 123,51 juta.
"Peningkatan ini didorong oleh naiknya volume penjualan gas, kontribusi dari operasional jaringan pipa transmisi gas di Perawang, Riau, serta pendapatan tambahan yang diperoleh dari bisnis operation and maintenance (O&M) di Ubadari, Papua Barat," ujar Direktur Utama Rukun Raharja, Djauhar Maulidi.
Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk (RAJA) mengalami penurunan sekitar 20 persen, dari USD 14,2 juta menjadi USD 11,3 juta. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh divestasi saham Perseroan pada anak usaha, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), yang telah melaksanakan IPO pada awal tahun 2025.
"Langkah divestasi ini merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memperkuat struktur keuangan dan mendukung ekspansi berkelanjutan, serta memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mendanai proyek-proyek masa depan," jelasnya.
Meskipun terjadi penyesuaian terkait perubahan kepemilikan, divestasi saham dinilai memberikan peluang bagi RATU untuk berkembang lebih mandiri dan menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
"Dengan hasil yang stabil ini, Perseroan optimis dapat mencapai target yang telah ditentukan pada akhir tahun 2025 dan berupaya untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya," kata Djauhar.
Untuk mendukung pencapaian tersebut, RAJA telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar USD 70 juta untuk tahun 2025. Hingga kuartal II 2025, realisasi capex telah mencapai USD 20 juta atau sekitar 29 persen dari total alokasi. Penyerapan capex ini difokuskan pada proyek-proyek strategis, antara lain pembangunan kompresor di Sengkang, Sulawesi Selatan, pembangunan pipa BBM Tanjung Batu–Samarinda, serta pengembangan pipa di wilayah Jawa Barat.
Untuk memastikan tercapainya target yang telah ditetapkan, Perseroan telah menyusun dan merencanakan strategi bisnis yang komprehensif untuk paruh kedua tahun 2025. Salah satu fokus utama dari strategi ini adalah pengembangan sektor bisnis midstream dan downstream.
Dalam sektor midstream, perseroan telah merencanakan akuisisi beberapa perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur LNG, yang saat ini sudah memasuki tahap finalisasi dan diperkirakan akan selesai pada kuartal ketiga tahun ini.
"Sementara itu, untuk sektor downstream, proses due diligence sedang berlangsung dengan harapan dapat selesai dan mencapai finalisasi pada akhir tahun 2025. Strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif signifikan terhadap perluasan dan penguatan posisi pasar Perseroan di sektor energi, khususnya dalam mendukung keberlanjutan dan pengembangan jaringan infrastruktur dan distribusi gas," pungkasnya.