
ANGGOTA Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mendorong peningkatan frekuensi modifikasi cuaca di wilayah rawan, percepatan penanganan titik api, serta evaluasi berkala terhadap kesiapan jalur evakuasi dan infrastruktur transportasi di daerah terdampak.
"Nyawa dan keselamatan rakyat harus menjadi prioritas utama dalam situasi darurat seperti ini. Langkah antisipatif jauh lebih efektif daripada respons darurat," kata Novita dalam keterangannya, Minggu (27/7).
Karena itu, ia menyerukan agar semua stakeholder bekerja proaktif, tidak hanya ketika bencana telah meluas, tetapi sejak potensi awal terdeteksi oleh sistem peringatan dini.
"Dari udara yang penuh asap hingga jalanan yang samar oleh kabut, rakyat kita butuh kehadiran negara. Kita tidak bisa menunggu sampai ada korban untuk bergerak. BMKG sudah memberi peringatan, saatnya semua elemen bergerak serempak," ujar dia.
Diketahui prediksi dari BMKG periode 25–31 Juli 2025, sejumlah daerah tercatat mengalami indeks potensi karhutla kategori tinggi hingga sangat tinggi. Situasi ini patut menjadi perhatian semua pihak, terutama dalam memastikan keselamatan penerbangan, transportasi darat, dan kesehatan masyarakat di wilayah terdampak.
Selain itu, ia juga menyoroti dampak karhutla pada sektor kesehatan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat paparan kabut asap. Peningkatan risiko gangguan pernapasan, ISPA, dan penyakit lainnya yang diakibatkan oleh kualitas udara buruk.
“Saya mendorong agar posko kesehatan darurat disiapkan di wilayah terdampak, serta distribusi masker berkualitas dilakukan secara menyeluruh, khususnya untuk anak-anak dan kelompok rentan,” pungkasnya. (Iam/M-3)