APARAT kepolisian sempat mengepung demonstran di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Peristiwa itu terjadi dalam unjuk rasa yang berujung ricuh di daerah sekitar Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta sejak siang hari.
Pada malam hari, kericuhan telah meluas ke daerah Pejompongan. Polisi memukul mundur massa aksi dari gerbang utama kompleks parlemen hingga ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pejompongan. Pada sekitar pukul 19.30 WIB, barisan bertameng dari kepolisian telah mengepung ratusan demonstran di dekat lokasi tersebut.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata ke arah demonstran. Massa aksi pun membalas dengan lemparan petasan. Selain petasan, pengunjuk rasa juga melemparkan bom molotov ke barisan aparat. Setidaknya empat bom molotov dilemparkan ke arah polisi.
Tembakan gas air mata dari polisi sempat memasuki area hotel yang ada di kawasan tersebut. Sementara lemparan petasan dari demonstran mengenai rumah-rumah warga.
Ketegangan itu berlangsung hingga sekitar pukul 21.00 WIB. Situasi panas akhirnya reda setelah polisi meninggalkan lokasi. Saat barisan kepolisian berjalan pergi, para demonstran tampak membubarkan diri.
Meo, salah seorang demonstran, mengatakan akhir dari bentrokan tersebut merupakan hasil negosiasi pengunjuk rasa dan polisi. Polisi, kata pria berusia 21 tahun tersebut, berjanji akan membiarkan demonstran pulang. Pengunjuk rasa juga menyampaikan akan bubar jika polisi menarik mundur pasukan mereka.
Lisman, seorang pedagang sate padang di Jalan Penjernihan I, menyebut kericuhan sudah terjadi sejak sekitar pukul 16.00 WIB. Dia menyebut pengunjuk rasa dipukul mundur oleh polisi dari arah kompleks parlemen.
Awalnya, kata dia, pengunjuk rasa dan polisi bentrok di kolong jembatan layang Pejompongan, sekitar 800 meter dari gerbang parlemen. "Awalnya dari kolong itu, terus dipukul mundur polisi sampai ke sini," kata Lisman.
Kurnia, seorang warga yang tinggal di kawasan tersebut, telah bersiaga bersama warga lainnya sejak pukul 15.00 WIB. Saat itu, kata dia, kericuhan mulai menyebar ke daerah itu.
Menurut Kurnia, beberapa pengunjuk rasa yang bentrok dengan aparat mengenakan seragam sekolah. Mereka memakai celana abu-abu yang tampak seperti seragam SMA atau SMK. Dia berujar massa demonstran juga terus berdatangan meski telah dipukul mundur oleh polisi. "Datang terus massa yang baru," tuturnya.
Beberapa elemen demonstran menggelar unjuk rasa di kawasan Gedung MPR/DPR/DPD pada hari ini. Pada pagi hari, massa dari Partai Buruh dan serikat pekerja berdemonstrasi hingga siang. Mahasiswa dari sejumlah universitas dan elemen masyarakat lainnya, termasuk mereka yang berseragam sekolah, mulai berdemonstrasi pada siang hari.