REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Kepala negara Armenia dan Azerbaijan menyepakati perdamaian setelah konflik menahun terkait sengketa wilayah. Mereka menyepakati hal itu pada pertemuan puncak perdamaian Gedung Putih, Jumat waktu Amerika Serikat (AS).
Presiden Donald Trump berada di tengah sementara Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengapitnya di kedua sisi. Saat keduanya mengulurkan tangan mereka di depan Trump untuk berjabat tangan, pemimpin AS itu mengulurkan tangan dan menggenggam tangan mereka.
Kedua negara di Kaukasus Selatan menandatangani perjanjian bersama Amerika Serikat yang akan membuka kembali rute-rute transportasi utama sekaligus memungkinkan Amerika memanfaatkan pengaruh Rusia yang menurun di wilayah tersebut.
Kesepakatan itu mencakup perjanjian yang akan menciptakan koridor transit utama yang diberi nama Trump Route for International Peace and Prosperity alias Rute Trump untuk Perdamaian dan Kemakmuran Internasional, kata Gedung Putih. Seorang pejabat senior pemerintah, melalui telepon sebelum acara dengan wartawan, mengatakan bahwa orang-orang Armenia-lah yang mengusulkan nama tersebut.
Rute itu akan menghubungkan Azerbaijan dan eksklave otonom Nakhchivan, yang dipisahkan oleh wilayah Armenia sepanjang 32 kilometer. Permintaan dari Azerbaijan itu telah menghambat perundingan damai di masa lalu.
Bagi Azerbaijan, produsen utama minyak dan gas, jalur ini juga menyediakan jalur yang lebih langsung ke Turki dan selanjutnya ke Eropa. Trump mengindikasikan bahwa dia ingin mengunjungi rute tersebut, dengan mengatakan, “Kita harus pergi ke sana.”
Penandatanganan perjanjian pada Jumat itu menambah serangkaian perjanjian perdamaian dan ekonomi yang ditengahi oleh Amerika Serikat pada tahun ini. Kedua pemimpin mengatakan terobosan ini dimungkinkan oleh Trump dan timnya.
“Kami sedang meletakkan landasan untuk menulis cerita yang lebih baik daripada yang kami miliki di masa lalu,” kata Pashinyan, menyebut perjanjian tersebut sebagai “tonggak sejarah yang signifikan.” “Presiden Trump dalam enam bulan melakukan keajaiban,” kata Aliyev.
Trump mengomentari lamanya konflik antara kedua negara berlangsung. “Tiga puluh lima tahun mereka bertengkar, dan sekarang mereka berteman dan akan berteman lama,” katanya. Ketika ditanya bagaimana perasaannya mengenai perdamaian abadi antara Armenia dan Azerbaijan, Trump menjawab “sangat yakin.”
sumber : Associated Press