Massa aksi yang tergabung dalam Free Palestine Network (FPN) terlihat membawa panci dan peralatan dapur saat menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Mesir, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/8). Suara pukulan panci dan alat dapur tersebut saling berdentang saat aksi.
Aksi sore ini digelar untuk mendesak Mesir agar segera membuka perbatasan Rafah agar bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza.
Sekretaris Jenderal FPN, Furqan AMC, mengatakan panci dan peralatan dapur menjadi simbol kondisi kelaparan yang tengah melanda warga Palestina, khususnya di Gaza.
“Bahwa peralatan dapur ini adalah simbol dari situasi kelaparan yang terjadi di Palestina. Bagaimana kita lihat anak-anak dan ibu-ibu antre mendapatkan makanan,” ujar Furqan.
“Bagaimana mereka mengajukan panci di depan bahkan di dalam penghalang-penghalang kemudian di bawah tembakan dan sebagainya,” lanjutnya.
Ia menambahkan, panci sudah menjadi simbol yang dikenal publik dunia tentang sulitnya warga Palestina mendapatkan makanan.
“Simbol panci itu menjadi simbol yang sangat melekat di publik dunia, bagaimana rakyat Palestina untuk makanan saja begitu susahnya. Karena itu sekarang kita aksi di seluruh Indonesia membawa panci,” jelas Furqan.
Aksi ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan simbolisasi kritik terhadap Mesir. Massa melempari bendera Mesir dengan telur dan tepung terigu.
“Kita akan bentangkan bendera Mesir dan kita akan lempar dengan tepung. Karena apa? Kita ketahui rakyat di Palestina, di Gaza, bermandikan tepung untuk mendapatkan makanan,” tutur Furqan.
“Di mana tepung-tepung kemudian yang berserakan di jalan pun mereka pungut saking sulitnya mendapatkan makanan. Ini simbolisasi sebagai bahasa publik untuk mengkritik situasi yang terjadi di Gaza,” pungkasnya.