Sejumlah sekolah di wilayah Pati Kota, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diliburkan saat aksi unjuk rasa pada Rabu (13/8). Para siswa akan belajar secara daring di rumah masing-masing.
Surat edaran keputusan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pati itu juga sudah beredar di masyarakat. Dalam surat itu disebutkan ada 22 sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang belajar secara daring.
Surat itu ditandatangani oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati Andrik Sulaksono.
Saat dikonfirmasi wartawan, Andrik membenarkan adanya kebijakan tersebut. Kebijakan itu merupakan tindaklanjut arahan dari Polresta Pati.
"Sesuai arahan melalui surat dari Polresta untuk sekolah di atas dilakukan pembelajaran secara daring," kata Andrik, Selasa (12/8).
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu tetap menggelar demo, meski Bupati Pati Sudewo sudah membatalkan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen. Kini mereka, menuntut Sudewo mundur dari jabatannya.
Rencananya aksi demo itu akan digelar di sekitar Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (13/8). Dukungan masyarakat mengalir untuk aliansi masyarakat itu.
Masyarakat menyumbangkan ribuan kardus air mineral, makanan ringan, hingga buah-buahan. Bantuan itu menumpuk di posko penggalangan donasi depan Kantor Bupati Pati hingga depan Gedung Dewan.
Bupati Pati Minta Maaf: Saya Tidak Menantang Rakyat
Sebelumnya, Bupati Pati, Sudewo, meminta maaf atas rentetan peristiwa yang terjadi pasca-kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang ia cetuskan pada Mei 2025.
Pertama, ia meminta maaf atas kericuhan yang terjadi pada Selasa (5/8). "Saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas terjadinya kericuhan pada hari Selasa kemarin," ujar Sudewo dalam konferensi pers di Pati, Kamis (7/8).