Debat Komisi I dengan TikTok karena Tak Mau Diatur di RUU Penyiaran

4 weeks ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Rapat Panja RUU Penyiaran bersama Google, YouTube, Meta, dan TikTok di Komisi I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (15/7). Foto: Abid Raihan/kumparanRapat Panja RUU Penyiaran bersama Google, YouTube, Meta, dan TikTok di Komisi I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (15/7). Foto: Abid Raihan/kumparan

Komisi I DPR menggelar rapat dengar pendapat umum dengan YouTube, Meta dan TikTok di Gedung DPR, Senayan, pada Selasa (15/7). Rapat ini bersama Paja Rancangan Undang-undang Penyiaran.

Head of Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, Hilmi Adrianto, mengusulkan agar TikTok tidak diatur di dalam RUU Penyiaran. Alasannya, TikTok merupakan platform media sosial yang berbasis user generated content (UGC), beda dengan lembaga penyiaran konvensional.

Menurutnya, TikTok biar tetap diatur dan diawasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital saja.

“Kami merekomendasikan agar platform user generated content atau UGC tidak diatur dalam regulasi yang sama dengan lembaga penyiaran konvensional untuk menghindari ketidakpastian hukum,” ujar Hilmi.

“Kami merekomendasikan agar platform UGC tetap diatur dalam kerangka moderasi yang telah ada di bawah pengawasan Kementerian Komunikasi dan Digital,” tambahnya.

 STR/AFPIlustrasi TikTok. Foto: STR/AFP

Hilmi menyebut, TikTok tidak menolak untuk dibuatkan aturan setara Undang-Undang oleh DPR RI. Namun, mereka tak mau disamakan dengan lembaga penyiaran konvensional karena proses pembuatan kontennya berbeda.

“Memang kita masih sangat terbuka untuk berdialog atau berdiskusi apabila memang dirasa perlu ada aturan lanjutan atau aturan lainnya yang memang untuk membuat ekosistem seperti TikTok atau ekosistem UGC atau user generated content ini bisa diatur lebih baik lagi,” ucapnya.

“Kita bersedia untuk diatur tapi memang seperti rekomendasi yang tadi disampaikan, sarana aturan tersebut sebaiknya terpisah dengan penyiaran,” tambahnya.

 Instagram/ @ameliaanggraini.officialAnggota Komisi I, Amelia Anggraini. Foto: Instagram/ @ameliaanggraini.official

Penjelasan Komisi I

Menanggapi usul ini, Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini berpendapat TikTok tetap harus diatur di dalam RUU Penyiaran. Menurutnya, membuat sebuah Undang-undang baru memerlukan waktu yang panjang. Sementara, sudah banyak masalah di TikTok yang harus diatur di dalam Undang-Undang.

“Dalam proses legislasi membuat undang-undang itu tidak gampang. Jalannya panjang sekali untuk bisa masuk ke Prolegnas. Jadi, ada situasi yang urgent, sementara kebutuhan untuk regulasi ini mendesak sifatnya. Jadi kenapa kita come up ini harus jalan bersama, UU Penyiaran dengan konten ini,” ucap dia di dalam rapat.

“Jadi, kita setuju sih idealnya dipisah. Tetapi kita ada sesuatu yang memang situasi menurut kami yang urgent ya disatukan saja. Karena ya tadi, sesuatu yang di-publish, segala sesuatu yang disiar itu kan masuk dalam definisi atau terminologi penyiaran,” tambahnya.

 Konstantin Savusia/ShutterstockIlustrasi TikTok. Foto: Konstantin Savusia/Shutterstock

Algoritma Perlu Diatur

Amelia sempat menjabarkan apa saja yang nantinya akan diatur dari platform-platform media sosial digital. Salah satunya memastikan algoritma konten bisa bermanfaat untuk ekonomi lokal.

“Pacu Jalur yang kini viral di berbagai platform seharusnya menjadi contoh bagaimana algoritma digital bisa berpihak pada kekayaan budaya lokal. Namun sayangnya, keberpihakan seperti ini masih menjadi pengecualian, bukan kebijakan sistematis,” ucap dia.

“Dalam revisi RUU Penyiaran, kami mendorong agar platform digital global turut menjamin keberlanjutan ekonomi kreator lokal—bukan hanya menjadi etalase konten global yang seragam dan steril dari keberagaman identitas bangsa,” tambahnya.

Selain itu, RUU Penyiaran kata Amelia, harus mengatur agar Kemkomdigi dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bisa ikut mengawasi konten di media sosial.

“RUU Penyiaran yang sedang kami bahas secara eksplisit mengusulkan agar Komdigi atau Komisi Penyiaran Independen (KPI) diberi kewenangan mengakses sistem rekomendasi konten digital,” ujarnya.

“Hal ini bukan bentuk intervensi, tetapi langkah preventif untuk menjaga ruang digital Indonesia agar tetap sehat, adil, dan selaras dengan nilai-nilai kebangsaan,” tambahnya.

Terkait usulan TikTok, Panja belum mengambil keputusan. RUU Penyiaran masih terus dibahas Komisi I DPR RI. RUU tersebut sudah masuk Prolegnas DPR RI 2025.

Read Entire Article