Data BPS Soal Investasi Tiba-Tiba Melonjak, Core: di Luar Dugaan

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 di Luar Dugaan Direktur Core Indonesia Mohammad Faisal(Dok Core)

DIREKTUR Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengungkapkan ada kejanggalan beberapa komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Yakni, mengenai pertumbuhan investasi dan konsumsi rumah tangga yang berada di luar ekspektasi.

Faisal menyoroti lonjakan pertumbuhan investasi fisik atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 6,99?% secara tahunan (yoy) pada kuartal II 2025. Angka ini naik signifikan dari sekitar 2,12?% pada kuartal sebelumnya. Angka PMTB yang hampir 7% tersebut menjadi tertinggi sejak kuartal II 2021 atau saat pandemi.

“Sejak pandemi covid-19, belum pernah investasi tumbuh setinggi ini. Kalau tumbuh hampir 7%, memang tinggi sekali lah, di luar dugaan," kata Faisal kepada Media Indonesia, Rabu (6/8).

Kondisi ini dianggap bertolak belakang dengan berbagai indikator di lapangan yang justru menunjukkan keraguan investor terhadap kepastian dan efektivitas kebijakan pemerintah. Karena itu, ungkap Faisal, prediksi pertumbuhan investasi di kuartal II 2025 tidak berbeda jauh dengan kuartal sebelumnya.

"Ada banyak keraguan dari para investor terkait dengan kebijakan-kebijakan dan efektivitas daripada kebijakan pemerintah. Itu yang menjadi alasan kenapa kami memprediksi pertumbuhan investasi tidak begitu tinggi," ucapnya.

Komponen kedua yang dinilai mengejutkan adalah konsumsi rumah tangga, yang tercatat tumbuh 4,97%. Meski sedikit lebih tinggi dibandingkan kuartal I, angka ini tetap dianggap ganjil karena bertentangan dengan berbagai indikator utama (leading indicators). Mulai dari indeks penjualan riil, keyakinan konsumen, hingga kinerja penjualan barang-barang tahan lama (durable goods) yang menunjukkan tren perlambatan pada kuartal II 2025.

"Jadi, saya tidak expect pertumbuhannya akan lebih baik di kuartal kedua. Sehingga ketika keluar angka 4,97% untuk konsumsi rumah tangga, ya jelas ini di luar prediksi kita," tukasnya.

Lebih lanjut, Faisal juga menyoroti adanya kesenjangan antara data statistik makroekonomi dengan kondisi yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Ia menilai bahwa angka-angka yang dirilis pemerintah, meskipun terlihat membaik, sering kali tidak sejalan dengan realitas di lapangan.

"Kenyataannya di lapangan masih banyak hambatan yang dirasakan masyarakat dalam kegiatan konsumsi sehari-hari," katanya.

Membalikkan ramalan

Pandangan berbeda disampaikan Wakil Rektor Universitas Paramadina Handi Risza. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan tersebut menjadi kabar positif dan membalik prediksi sejumlah pengamat dan lembaga ekonomi. 

"Pertumbuhan ekonomi nasional mampu membalik ramalan sejumlah pengamat dan lembaga,” tuturnya dalam keterangan resmi.

Ia berpandangan faktor musiman turut menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025. Menurutnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada periode ini tidak bisa dilepaskan dari banyaknya hari libur nasional dan keagamaan. Momentum seperti Idul Fitri, Waisak, Isa Almasih, hingga Idul Adha disebut telah memicu peningkatan pengeluaran rumah tangga yang signifikan selama periode tersebut.

“Membaiknya pertumbuhan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya komponen pendorong konsumsi rumah tangga, kebutuhan primer dan mobilitas ke tempat wisata, serta meningkatnya kebutuhan makanan dan minuman," terangnya.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi 54,25% atau 2,64% terhadap total pertumbuhan. Sementara investasi melalui PMTB memberikan kontribusi sebesar 27,83% atau 2,06% terhadap pertumbuhan.

“Dengan demikian, 82,08% PDB kuartal II berasal dari konsumsi rumah tangga dan PMTB. Hal ini didorong peningkatan kebutuhan rumah tangga dan mobilitas serta permintaan barang modal meningkat,” lanjutnya.

Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan, yaitu sebesar 1,13%, diikuti oleh perdagangan (0,70%), informasi dan komunikasi (0,53%), serta konstruksi (0,47%).

Namun demikian, Handi juga mencatat bahwa sektor manufaktur nasional masih menghadapi tantangan serius. Berdasarkan data S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tercatat 49,2, masih berada di zona kontraksi dan menandakan bahwa sektor industri belum sepenuhnya pulih.

PMI Indonesia sebelumnya tercatat berada di angka 46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni 2025. Meskipun angka pada Juli menunjukkan sedikit perbaikan, posisi yang masih berada di bawah 50 menandakan adanya tekanan yang berkelanjutan terhadap aktivitas produksi dan permintaan. (H-2)

Read Entire Article