Parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia II yang digelar di Tiananmen Square menjadi momentum bagi China untuk memamerkan alutsista tercanggih yang mereka miliki.
Dikutip dari China Daily, Rabu (3/9), beberapa alutsista yang menjadi perhatian adalah milik Angkatan Udara China. China menilai, pertahanan udara tidak hanya dibebankan pada pesawat tempur, tapi juga pada sistem pertahanan udara berbasis darat dan rudal anti-balistik.
Angkatan Udara China membawa 6 jenis sistem canggih yang dipamerkan di parade militer. Yang menarik perhatian adalah kemunculan perdana sistem rudal anti-pesawat HQ-20 dan HQ-22A dan sistem intersepsi rudal eksoatmosfer HQ-29. 3 tipe lainnya, HQ-11, HQ-9C, dan HQ-19, telah menjadi bagian dari pameran pertahanan China dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan pengamat perangkat keras militer dan pensiunan perwira Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Zhang Xuefeng, rudal HQ-11, HQ-20, dan HQ-22A utamanya bertugas menjaga ancaman konvensional dan dapat secara efektif mencegat pesawat fixed-wing, drone, rudal jelajah, dan bahkan rudal balistik jarak pendek dan jarak menengah.
Sementara itu, rudal HQ-9C biasa digunakan untuk melindungi aset-aset penting dari pesawat yang datang dan juga dapat melakukan tugas-tugas intersepsi rudal ketinggian rendah di atmosfer. Ketinggian intersepsinya diperkirakan mencapai beberapa puluh kilometer.
Rudal HQ-19 yang pertama kali diluncurkan pada November 2024 didesain untuk perlindungan regional terhadap rudal balistik pada fase terminal ketinggian tinggi, yang ditandai dengan jangkauan yang luas dan tindakan penanggulangan yang kuat. Keunggulan ini menjadikan rudal HQ-19 tulang punggung bagi pertahanan udara dan operasi intersepsi rudal.
"Kombinasi seri HQ-9 dan HQ-19 akan membentuk jaringan berlapis yang kuat untuk menjaga aset-aset penting kita aman dari ancaman udara dan ekso-atmosfer," kata Zhang.
Sementara pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge, Wang Yanan, mengatakan selain rudal balistik konvensional, HQ-19 mampu bertahan melawan senjata peluncur hipersonik yang memiliki kecepatan sangat tinggi dan luar biasa lincar. Sebagai alutsista serang mutakhir, senjata peluncur hipersonik ini hampir mustahil dicegat oleh rudal pertahanan sebelumnya dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap aset bernilai tinggi.
Wang mengatakan, HQ-29 kemungkinan merupakan pencegat jarak menengah yang dirancang untuk menghadapi ancaman di luar atmosfer bumi.