Pemprov Sumsel terus menggencarkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau. Pada hari kedua pelaksanaannya, Kamis (31/7/2025), OMC diperluas ke tujuh daerah dengan penyemaian 3 ton garam (NaCl) guna memicu hujan.
"OMC diperluas hingga ke beberapa daerah karena melihat potensi awan hujan yang ada," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Sabtu (2/8/2025).
Tiga sorti penyemaian dilakukan menggunakan pesawat CESSNA C208 PK-SNL. Sorti pertama menyasar Musi Banyuasin (Muba) dan Muara Enim, sorti kedua di Ogan Komering Ilir (OKI), dan sorti ketiga di Muara Enim, Prabumulih, PALI, serta Musi Rawas.
“Setiap sorti membawa 1.000 kg garam, sehingga total 3.000 kg garam disemai di tujuh daerah tersebut. Penyemaian dilakukan pada ketinggian 10.000 feet,” jelasnya.
OMC ini direncanakan berlangsung selama lima hari, sejak 29 Juli hingga 2 Agustus 2025. Sebelumnya, OMC juga dilakukan pada 13–18 Juli dengan menghabiskan 6,4 ton garam yang difokuskan di wilayah OKI dan Banyuasin untuk membasahi lahan gambut.
Menurut Sudirman, pelaksanaan OMC sejauh ini memberi dampak positif. Dalam empat hari terakhir, jumlah titik panas (hotspot) menurun drastis. Bahkan pada 30 Juli hanya terpantau satu titik di wilayah OKI.
"Meski demikian, sepanjang Juli ini masih menjadi yang tertinggi sepanjang 2025 dengan total 1.316 titik. Wilayah dengan hotspot terbanyak di antaranya Lahat, Muara Enim, Muba, Musi Rawas, dan Muratara," ungkapnya.
Upaya OMC ini diharapkan mampu menjaga kelembapan lahan gambut serta menekan potensi karhutla yang rawan terjadi di puncak musim kemarau. Pemerintah bersama TNI, Polri, dan instansi terkait terus siaga melakukan pemadaman darat dan udara jika terjadi kebakaran.
“Target kami, melalui OMC lima hari ini, curah hujan dapat meningkat di daerah rawan karhutla sehingga lahan tetap basah dan kebakaran bisa dicegah,” tutup Sudirman.