
Harga sejumlah bahan pangan di Kota Padang Panjang mengalami penurunan pada pekan pertama Agustus 2025. Tiga komoditas yang tercatat turun yakni daging ayam broiler, kacang kedelai, dan ikan kembung.
Analis Perekonomian Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako Padang Panjang, Chandra Erfiko menyebut harga ayam broiler turun Rp917 menjadi Rp30.667/kg dari sebelumnya Rp31.584/kg. Kacang kedelai turun Rp250 menjadi Rp11.000/kg, dan ikan kembung turun Rp3.334 menjadi Rp63.333/kg.
“Penurunan harga ini perlu dijaga dengan memastikan pasokan dari daerah penghasil tetap lancar sehingga stabilitas harga di tingkat konsumen terjamin,” ujar Chandra.
Meski demikian, sepuluh komoditas lain justru mengalami kenaikan harga. Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai hijau yang melonjak Rp9.000 menjadi Rp47.667/kg dari Rp38.667/kg. Serta bawang daun yang naik Rp5.700 menjadi Rp28.700/kg dari Rp23 ribu/kg.
Menurut Chandra, kenaikan harga tersebut disebabkan berkurangnya stok di pasaran sementara permintaan masyarakat cukup tinggi.
Kenaikan harga juga terjadi pada beras kualitas I yang naik Rp250 menjadi Rp16.584/kg. Beras kualitas II naik Rp250 menjadi Rp15.750/kg. Telur ayam kampung naik Rp2.300 menjadi Rp54.433/kg. Cabai rawit naik Rp1.833 menjadi Rp38.667/kg.
Bawang merah naik Rp5.516 menjadi Rp58.350/kg. Bawang putih naik Rp850 menjadi Rp34.517/kg. Seledri naik Rp2.000 menjadi Rp43.300/kg. Bawang bombai naik Rp2.000 menjadi Rp37 ribu/kg. Jeruk naik Rp1.500 menjadi Rp16.500/kg.
Sementara itu, sejumlah komoditas utama tercatat stabil. Di antaranya gula pasir Rp18.150/kg, tepung terigu segitiga biru Rp13.000/kg, daging sapi Rp141.667/kg, ayam kampung Rp90.000/kg, ayam kampung sedang Rp80.000/kg, ayam ras kecil Rp28.567/kg.
Telur itik Rp32.800/kg, kacang hijau Rp26.000/kg, kacang tanah Rp28.000/kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp17.000/liter, minyak goreng kemasan premium Rp22.000/liter, dan minyak goreng curah Rp18.667/kg.
“Secara umum, dari 48 komoditas yang dipantau, 35 komoditas stabil, tiga komoditas turun, dan 10 komoditas naik harga. Ini menjadi catatan bagi OPD terkait untuk mengantisipasi lonjakan harga, terutama menjelang momentum permintaan tinggi,” pungkas Chandra. (H-1)