Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) menyatakan pabrik mobil listrik asal China, BYD, sudah sepakat mengganti lahan sawah yang dijadikan pabrik mobil dengan lahan yang lebih luas hingga tiga kali lipat. Lokasi pabriknya ada di Subang, Jawa Barat.
Kesepakatan tersebut diungkapkan Dedi Mulyadi bertemu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Rabu (13/8). Pertemuan ini membahas penyesuaian tata ruang untuk mendukung investasi sekaligus menjaga ketahanan pangan.
Dedi menjelaskan, sebagian lahan yang digunakan untuk pembangunan pabrik BYD tercatat sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di peta tata ruang, meski di lapangan kondisinya sudah tidak lagi berupa sawah. Namun, status LP2B tersebut menjadi hambatan administrasi bagi kelancaran investasi.
“Tadi saya mengatakan, saya mendapat rekomendasi strategis adalah mengganti tiga kali lipat. Jadi kalau ada areal LP2B namanya LP2B 200 hektare, maka nanti disiapkan 600 hektare sawah baru,” kata Dedi, Rabu (13/8).
Dedi mengatakan, lokasi lahan pengganti bakal disiapkan di wilayah Indramayu karena lebih dekat ke Subang, serta kemungkinan di Cirebon dan Majalengka.
Menurut Dedi, lahan pengganti yang dimaksud bukan sekadar memindahkan sawah yang sudah ada, melainkan membuka lahan baru dan meningkatkan produktivitas.
“Di Indramayu itu banyak areal yang sudah ditanami padi tetapi belum terbentuk cetak sawah, masih tadah hujan, kemudian mengandalkan gogo rancah. Ini yang akan kita dorong,” jelasnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendukung percepatan penyelesaian masalah lahan agar proyek investasi dapat berjalan.
“Kita nanti akan selesaikan bersama dan percepat. Kita akan dorong investor, investasi agar terbuka lapangan kerja demi masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat,” ujarnya di kesempatan yang sama.
Meski demikian, Dedi dan Amran belum dapat menjelaskan secara detail kapan penggantian lahan yang saat ini ditempati pabrik BYD.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinator Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin mengungkapkan, sejauh ini realisasi investasi pabrikan mobil listrik mencapai Rp 4,1 triliun dengan kapasitas produksi 70 ribu unit.
Penanaman modal tersebut berasal dari sejumlah pabrikan yang sudah memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri yakni Hyundai, Wuling, Chery, Mitsubishi, Sokonindo, hingga Neta.
Kemudian ditambah beberapa fasilitas produksi mobil listrik yang saat ini dalam tahap pembangunan seperti VinFast, BYD, Geely, Citroen, hingga Volkswagen yang akan mengoptimalisasi pabrik National Assemblers dengan total investasi Rp 15,1 trilun dan total kapasitas produksi 280 ribu unit per tahun. Pada tahap ini, BYD masih fokus merampungkan pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun. Investasinya senilai Rp 11,7 triliun.