
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyetujui PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah sebagai langkah pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN menjadi Bank Umum Syariah (BUS) tersendiri. Nantinya bank syariah baru BTN ditarget untuk mulai beroperasi tahun depan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KE PBKN) Dian Ediana Rae, mengungkap saat ini proses persetujuan akuisisi oleh OJK tengah memasuki tahap akhir dan diharapkan rampung dalam waktu dekat.
“Setelah akuisisi tuntas, BTN akan mengalihkan seluruh hak dan kewajiban UUS-nya kepada Bank Victoria Syariah, yang kemudian akan bertransformasi menjadi entitas Bank Umum Syariah baru dan ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026,” kata Dian dalam jawaban tertulis dikutip Jumat (13/6).
Dian mengungkap OJK terus mendukung dan mendorong konsolidasi perbankan termasuk konsolidasi di industri perbankan syariah dengan spin off UUS yang dimungkinkan untuk diikuti oleh penggabungan usaha dengan bank syariah lain agar menghasilkan BUS dengan skala besar.
“Tidak hanya untuk BTN tetapi juga bank-bank lainnya. Target jangka menengahnya adalah terciptanya setidaknya 3 hingga 5 bank syariah dengan skala bisnis yang sebanding dengan Bank Syariah Indonesia (BSI),” ujarnya.
Dengan begitu, Dian berharap langkah ini bisa mempercepat pertumbuhan sektor perbankan syariah nasional, meningkatkan ekspansi usaha, dan mendorong pangsa pasar syariah menjadi minimal 10 persen dari total industri perbankan nasional.
Sebelumnya BTN telah menyiapkan nama resmi untuk entitas bank syariah hasil spin-off unit usaha syariahnya. Namun, nama tersebut belum akan diumumkan ke publik karena masih menunggu proses legal seperti pengesahan anggaran dasar dan perlindungan hak kekayaan intelektual (intellectual property rights).
Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu, menyampaikan nama usulan akan diajukan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini merupakan arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bagian dari proses pembentukan bank syariah baru milik negara.
“Mudah-mudahan disetujui lah. Nanti kita umumkan bersamaan pada saat spin-off,” ujar Nixon dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (5/6).
BTN memilih untuk merahasiakan nama hingga seluruh aspek legal rampung. Menurut Nixon, langkah ini penting untuk mencegah risiko penyalahgunaan, seperti pendaftaran merek lebih dulu oleh pihak lain. Ia menyebut praktik ‘menyalip merek’ kerap terjadi di Indonesia.