
TEPAT pukul 10.00 WIB, sekitar 300 orang yang didominasi perempuan telah berkumpul di depan gerbang utama Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta. Berbusana hitam-pink dan membawa sapu lidi, mereka menyampaikan suara menuntut hak-hak rakyat.
Aksi tersebut digelar oleh Aliansi Perempuan Indonesia yang merupakan gabungan sejumlah komunitas perempuan, seperti Perempuan Mahardika dan Solidaritas Perempuan. Aksi bertajuk Perempuan Melawan Kekerasan Negara ini sedianya dijadwalkan Senin (1/9), namun diundur demi situasi lebih kondusif.
"Aksi adalah hak, aksi bukan makar," kata Novia, salah satu staf advokasi Solidaritas Perempuan, di depan Gedung DPR, Rabu (3/9).
Untuk diketahui, sapu yang mereka bawa merupakan simbol untuk melakukan bersih-bersih negara. Selain itu, Warna pink-hitam yang mereka kenakan pun merupakan bahasa simbolis. "Kita gunakan warna pink karena terinspirasi dari Bu Ana. Kita gunakan warna hitam karena matinya demokrasi," kata orator Aliansi Perempuan Indonesia, Eka, dari atas mobil komando.
Salah satu tuntutan aksi adalah Presiden Prabowo Subianto menghentikan segala bentuk kekerasan negara, termasuk menarik mundur TNI dan Polri.(M-2)