Belajar Ketahanan Pangan Ala Kampung Adat Cireundeu, Dibalik Hebohnya Beras Oplosan

1 month ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Warga Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat tak ambil pusing dengan maraknya beras oplosan yang diungkap Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman. Karena, beras padi bukanlah pangan utama bagi mereka.

Warga Kampung Adat Cireundeu selama ini mengkonsumsi beras dari singkong atau biasa disebut rasi yang sudah bertahan lebih dari satu abad. Kebiasaan itu turun-temurun dilestarikan oleh generasi penerusnya. Ada sekitar 60 kepala keluarga (KK) yang masih mempertahankan rasi sebagai pangan utamanya.

Entis Sutisna ialah salah satu generasi penerus Kampung Adat Cireundeu yang sudah mengkonsumsi rasi sejak kecil. Pada Selasa (15/7/2025), pria berusia 48 tahun itu memperlihatkan tempat untuk memproduksi singkong menjadi beras. Sayang, kali ini ia sedang tidak mengolahnya.

Entis yang merupakan generasi keempat dari keturunnya itu hanya memperlihatkan beras singkong yang sudah diolah. Warnanya putih seperti terigu yang sama-sama berbahan dasar singkong. Hanya saja tekstur rasi lebih kasar dan padat. "Dari kecil memang udah diajarkan dan dibiasakan makan rasi sama orang tua, dan sampai sekarang," kata Entis.

Pada dasarnya, produksi rasi singkong hampir mirip dengan padi yang biasa diolah di penggilingan. Yaitu sama-sama digiling. Mulanya, singkong yang sudah dipanen dari kebun itu dikupas kemudian digiling dan diperas lalu dikeringkan 2 sampai 3 hari hingga menjadi granul.

Serbuk singkong itulah yang kemudian ditanak menjadi nasi. Dalam sekali produksi, Entis biasa mengolah hingga 2 kwintal singkong yang diperkirakan bisa menghasilkan hingga 30 kilogram beras. Ia tak bisa memproduksi rasi secara massal karena bahan bakunya cukup terbatas.

"Rata-rata punya kebun 6-7 tempat karena tidak ada panen raya, jadi bergilir jadi biasanya 12 bulan sekali panen, ada yang umur singkongnya 2-6 bulan bisa dipanen. Jadi kita enggak banyak produksinya," kata Entis.

Hasil produksi rasi 30 kilogram itu cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan Entis dan keluarganya dalam beberapa bulan. Jika stoknya berlebih, terkadang rasi miliknya juga dijual kepada warga yang berasal dari luar Kampung Adat Cireundeu. "Biasanya ada juga yang pesen dari luar, misalnya yang phobia sama nasi larinya ke beras singkong. Sekarang saya jual Rp 12 ribu per kilogramnya," kata Entis.

Kini dengan merebaknya beras padi oplosan yang beredar, Entis semakin bertekad untuk melestarikan rasi sebagai pangan utama yang juga ia wariskan kepada keturunannya. Bahkan ketika ada acara yang menghidangkan nasi, ia biasanya hanya mencicipi lauk-pauknya saja.

Bukan hanya sekedar melestarikan, namun Entis meyakini dalam beras singkong mengandung khasiat yang bisa menyembuhkan berbagai keluhan penyakit. "Jadi memang belum pernah coba nasi. Anak-anak saya kalau sekolah juga bawa bekal dari rumah. Ini bukan hanya sekedar tradisi saja, tapi ada khasiat di dalamnya," katanya.

Read Entire Article