Disebutkan Nining, ciri pertama yang paling kentara adalah pria itu memiliki postur badan yang tinggi. Namun, karena menggunakan helm, Nining mengaku kesulitan melihat potongan gaya rambut pelaku.
Menurut Nining, pelaku juga selalu mengenakan jaket, celana bahan kain, serta memakai masker saat mendatangi dia. Nining mengaku, pelaku dua kali mendatanginya, yakni saat negosiasi dan malam saat membayar menggunakan uang palsu.
"Saya ingin berbagi informasi ini agar tidak ada lagi orang yang jadi korban seperti saya," kata Nining.
Nining berharap kejadian ini bisa menjadi perhatian serius dari pihak kepolisian. Diakuinya, dia sudah melaporkan kejadian tersebut agar secepatnya ditangani oleh pihak kepolisian.
“Kemarin sudah buat laporan di polisi. Saya berharap pelaku bisa ditangkap. Kasihan kami ini hanya pedagang kecil saja,” ujar Nining menambahkan.
Sebelumnya, Nining Lakoro, pedagang perhiasan emas yang berada di kawasan pasar 45, Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), tak jauh dari gedung kantor lama Bank Indonesia (BI), menjadi korban penipuan sindikat uang palsu.
Tak tanggung-tanggung, kerugian yang dialami pedagang bernama Nining Lakoro itu mencapai Rp 11,2 juta. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (13/8). Saat itu Nining menjual dua perhiasan emas berupa gelang dengan berat 5,16 gram dan cincin seberat 3,47 gram.
Dijelaskan Nining, aksi sindikat penipuan uang palsu itu sangat rapi. Menurutnya, para pelaku awalnya datang ke tempat dia berjualan pada sore hari untuk melihat barang dan bernegosiasi harga.
"Setelah lihat barang dan nego harga, mereka pergi dan malam kembali sembari bawa uang. Mereka saat itu serahkan uang sebanyak Rp 12,2 juta. Tidak tahunya palsu. Saya pedagang kecil sangat dirugikan," ujar Nining.
Nining mengatakan dia memang tak mencurigai jika uang yang diberikan oleh para pelaku adalah uang palsu. Untuk itu, dia telah memberikan dua perhiasan ke pelaku saat uang diberikan.
Namun, saat sedang dihitung, tiba-tiba pelaku meninggalkan lokasi dengan menumpang sepeda motor yang tidak memiliki nomor polisi. Saat itulah menurut Nining, rekannya merasa jika uang yang tengah dihitung adalah uang palsu.
"Uang yang sementara dihitung itu kemudian dicek pakai lampu ultraviolet dan memang palsu. Mereka (pelaku) kasih 244 lembar uang palsu pecahan Rp 50 ribu," kata Nining dengan raut wajah sedih.