Bea Cukai Terbitkan Izin Fasilitas Pusat Logistik Berikat untuk 2 Perusahaan di Bandar Lampung

Bea Cukai menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi logistik nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sumatra Bagian Barat (Sumbagbar) kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi logistik nasional. Hal ini diwujudkan melalui pemberian izin operasional Pusat Logistik Berikat (PLB) kepada dua perusahaan, yaitu PT Aman Jaya Perdana dan PT Cipta Eco Swadya.

Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil Bea Cukai Sumbagbar, Ilman Najib menegaskan langkah strategis ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok nasional. Selain itu, bisa meningkatkan daya saing ekspor komoditas unggulan, serta mendukung pertumbuhan industri hasil bumi di tingkat daerah maupun nasional.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

PT Aman Jaya Perdana, yang bergerak di bidang industri dan perdagangan komoditas strategis seperti palm kernel expeller (PKE), molases, crude palm oil (CPO), dan crude palm kernel oil (CPKO), kini resmi mengintegrasikan fasilitas PLB ke dalam sistem operasionalnya (20/8/2025).

Dengan fasilitas ini, perusahaan dapat menyimpan barang ekspor maupun impor dengan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PPN, sehingga biaya logistik dapat ditekan. Selain itu, pengelolaan stok menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap permintaan pasar global.

“Keberadaan PLB ini kami yakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, mulai dari efisiensi operasional, peningkatan ekspor, hingga penciptaan ekosistem logistik yang lebih transparan dan berkelanjutan,” ungkap Ilman.

Sementara itu, PT Cipta Eco Swadya yang berbasis di Bandar Lampung memperoleh izin pengelolaan PLB pada (22/8/2025). Perusahaan ini memiliki fokus utama pada ekspor kopi robusta, komoditas unggulan Lampung yang menyumbang hingga 70 persen produksi robusta nasional.

Sebagai penyedia jasa Third Party Logistics (3PL), PT Cipta Eco Swadya memiliki pengalaman dalam distribusi dan pergudangan. Fasilitas PLB yang dikelolanya dirancang untuk menampung, mengemas ulang, menggabungkan, hingga melakukan quality control kopi robusta sebelum dikirim ke pasar internasional. Target ekspor tahun pertama ditetapkan mencapai 50.000 MT.

“Lokasi gudang yang strategis, dekat pelabuhan dan kawasan industri, serta dukungan sistem pengendalian internal berbasis IT menjadi keunggulan utama PLB ini. Dengan demikian, efisiensi rantai pasok dapat meningkat sekaligus menurunkan biaya logistik ekspor," kata Ilman.

Ilman menyampaikan pemberian fasilitas PLB ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong Indonesia menjadi pusat logistik dan perdagangan yang tangguh di tingkat regional.

“Hadirnya PLB di bawah pengelolaan PT Aman Jaya Perdana dan PT Cipta Eco Swadya menunjukkan sinergi nyata antara pemerintah dan dunia usaha dalam menciptakan sistem logistik nasional yang lebih efisien, transparan, dan kompetitif,” ujarnya.