Liputan6.com, Jakarta - Bintang anyar Arsenal, Viktor Gyokeres mengungkapkan pendapatnya soal banyaknya polemik yang terjadi antara klub dan pemain sepanjang bursa transfer musim panas 2025. Menurutnya, klublah yang punya kuasa penuh atas seorang pemain.
"Kami semua (hanya) bermain, dan saya pikir klublah yang memiliki kekuatan paling besar," ujar Gyokeres. "Mungkin sulit bagi pemain untuk memilih (keputusan) dalam banyak kasus."
Penyerang berkebangsaan Swedia tersebut juga mengalami hal serupa pada awal jendela transfer kemarin. Ia yang terikat kontrak bersama Sporting Lisbon sempat menemui jalan buntu kala mengindikasikan ingin bergabung dengan klub lain.
Bukan hanya Gyokeres, saga transfer serupa juga terjadi pada Alexander Isak dan Yoane Wissa. Sebaliknya, pemain yang menunjukkan profesionalisme seperti Marc Guehi malah tak berhasil pamit dari klubnya, Crystal Palace.
Kini, dengan berakhirnya bursa transfer musim panas pada Selasa (2/9/2025) dini hari, para pemain yang tak berhasil pergi akan kembali bermain bersama klubnya saat ini sembari menunggu jendela transfer dibuka kembali.
Arsenal resmi mendapatkan Viktor Gyökeres dari Sporting CP! Striker asal Swedia ini ditebus dengan mahar besar dan langsung diikat kontrak selama lima tahun. Dengan catatan 54 gol musim lalu, kedatangannya diyakini jadi solusi tajam lini depan The G...
Klub Berhak Atas Nasib Seorang Pemain
Menurut Gyokeres, sebuah klub bisa melakukan apa saja untuk menentukan nasib karier seorang pemain. Bahkan jika klub ingin menyingkirkan seorang pemain dari tim, mereka dapat dengan mudah melakukannya.
"Kalau ada pemain yang tidak diinginkan di klub, menurut saya justru sebaliknya, dia (pemain) tidak punya kuasa apa pun," tutur Gyokeres. "klub benar-benar bisa melakukan apa pun yang mereka mau terhadap para pemain."
Sebagai top skorer Liga Portugal, Gyokeres merasa bahwa ia sudah siap untuk naik ke level yang lebih tinggi. Beberapa klub sempat menawar Gyokeres, namun Sporting Lisbon dengan tegas menyatakan bahwa ia tak dijual.
Terjadi perdebatan panjang antara agen Gyokeres dengan klub. Sang pemain bahkan enggan berlatih dan ikut pramusim sebagai hasil dari isu tersebut. Akhirnya, Sporting Lisbon melepas Gyokeres ke Arsenal dengan nilai 63,5 juta euro.
Gyokeres Sebut Situasi Dirinya Mirip dengan Isak
Rekan lini serang Gyokeres di Timnas Swedia, Alexander Isak juga baru saja menyelesaikan kepindahannya dari Newcastle United menuju Liverpool pada menit terakhir bursa transfer. Rumitnya proses transfer yang dialami Isak dapat dipahami oleh Gyokeres.
"Ya, saya sudah bilang sebelumnya tentang situasi saya. Saya rasa itu bisa terjadi karena kita tidak benar-benar tahu apa yang ada di balik layar," ujar Gyokeres menanggapi situasi transfer Isak.
Penyerang eks Brighton tersebut telah mengucapkan selamat atas rampungnya saga transfer Isak. Mereka berdua akan jadi andalan lini depan Timnas Swedia pada jeda internasional kali ini kontra Slovenia dan Kosovo.
Buat Dilema pada Diri Pemain
Bukan hanya Gyokeres dan Isak, polemik transfer juga dialami oleh beberapa pemain lain pada jendela musim panas ini. Terdapat nama seperti Yoane Wissa dan Marc Guehi yang mesti menunggu kepastian akan masa depannya hingga hari terakhir.
Persoalan ini jadi makin rumit sebab pemain seperti Gyokeres, Isak, dan Wissa menyerukan ke publik soal hasrat mereka untuk hengkang yang akhirnya dikabulkan. Sedangkan, Guehi mesti menerima pil pahit bahwa transfernya gagal, meskipun ia telah bersikap profesional.
Mantan bintang Inggris, Michael Owen sempat mengutarakan kekhawatirannya apabila isu semacam ini terus berlanjut pada bursa transfer mendatang.
"Hmm. Bersikaplah buruk dan dapatkan langkah yang kau inginkan. Bersikaplah seperti pria sejati dan lewatkan kesempatan sekali seumur hidup," tulis Owen melalui pada media sosialnya.