
JUMLAH kematian akibat malanutrisi di tengah pengepungan dan krisis pasokan makanan di Jalur Gaza bertambah menjadi 235 orang, termasuk 106 anak. Ini diungkapkan Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (13/8).
"Kementerian Kesehatan Gaza mencatat delapan kematian akibat kelaparan dan malanutrisi dalam 24 jam terakhir, termasuk tiga anak. Dengan demikian, jumlah totalnya menjadi 235 korban jiwa, sekitar 106 ialah anak-anak," kata Kemenkes Palestina dalam sebuah pernyataan.
Sejak awal 2025 sebanyak 181 orang tewas akibat kelaparan di Gaza. Kata Kemenkes Gaza, Empat orang lain meninggal dunia pada tahun sebelumnya.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk pada Senin lalu mengatakan penolakan Israel atas akses masuk makanan bagi warga sipil di Gaza bisa disebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia menyebut gambaran orang-orang yang kelaparan di Gaza menyayat hati dan tidak dapat dimaklumi.
Israel masih membatasi ketat akses masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza. Jumlah bantuan, kata Turk, yang diizinkan masuk ke daerah tersebut jauh dari jumlah yang dibutuhkan.
Usai melanjutkan sebagian pengiriman bantuan kemanusiaan ke warga Palestina sejak 27 Juli hingga 10 Agustus, Israel mengizinkan 1.334 truk masuk. Itu hanya memenuhi tidak lebih dari 14 persen dari kebutuhan warga.
Sebagian besar truk dijarah dengan persetujuan militer Israel, menurut otoritas setempat.
Mereka memperkirakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan secara memadai, setidaknya 600 truk harus diizinkan masuk ke Gaza setiap hari. (Sputnik-OANA/Ant/I-2)