MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menemui Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 11 Agustus 2025. Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku tidak berbicara soal isu musyawarah nasional luar biasa atau Munaslub Golkar kepada Prabowo. "Tidak ada," kata Bahlil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Menteri Investasi itu juga tidak ingin menanggapi gejolak isu munaslub Golkar di akar rumput. Dukungan munaslub Golkar, misalnya, disampaikan politikus Golkar, Ridwan Hisjam. "Sudah, sudah," kata dia.
Kepada Prabowo, Bahlil melaporkan sejumlah capaian kinerja. Bahlil melaporkan target lifting minyak 2025 adalah 605 ribu barel per hari. Sampai Juni, realisasi rata-rata telah mencapai 608 ribu barel per hari. Menurut dia, sejak 2008 hingga 2024, target lifting dalam APBN tidak pernah tercapai. "Tahun ini, alhamdulillah, kami sudah mencapai 608 ribu barel per hari," kata dia.
Golkar kembali digoyang isu Munaslub belakangan ini. Sejumlah pengurus partai meminta adanya munaslub mengganti Bahlil. Namun Bahlil sudah menepis isu keretakan di Golkar. “Masa mau dipercaya berita yang enggak ada sumbernya?” kata Bahlil dalam keterangannya di Jakarta, Ahad, 3 Agustus 2025, dikutip Antara.
Ketua Bidang Keagamaan dan Kerohanian Partai Golkar Nusron Wahid juga menampik isu tersebut. Nusron mengklaim kabar Munaslub Golkar yang dikaitkan dengan nama dirinya tidak benar.
“Sampai hari ini tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan Istana kepada saya ataupun kepada pihak-pihak lain di lingkungan Partai Golkar yang membicarakan tentang munaslub,” kata Nusron.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi tidak mau pihak istana dikaitkan dengan isu Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub Golkar. Ia menegaskan istana tidak melakukan intervensi atas dinamika di tubuh Golkar. Politikus Partai Gerindra ini meminta isu itu ditanyakan ke pengurus Partai Golkar.
Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Cerita Reza Rahadian Mengajar Anak SD di NTB