Liputan6.com, Jakarta Arsenal memulai pramusim dengan percaya diri setelah meraih dua kemenangan di laga pembuka. Permainan cepat, kombinasi solid, dan gol-gol jadi modal yang menjanjikan.
Namun, tren positif itu tak berlangsung lama karena dua kekalahan beruntun kemudian menyapa. Kekalahan dari Tottenham dan Villarreal mengubah suasana jadi penuh evaluasi.
Dari Singapura ke London, performa Arsenal menunjukkan grafik menurun. Pemain baru seperti Viktor Gyokeres pun masih mencari ritme terbaik.
Dua Laga Awal Penuh Asa
Arsenal membuka pramusim di Singapura dengan kemenangan tipis atas AC Milan. Gol tunggal Bukayo Saka jadi pembeda meski mereka akhirnya kalah 5-6 di adu penalti setelah pertandingan.
Laga kedua melawan Newcastle memberi lebih banyak alasan untuk optimisme. Arsenal menang 3-2 berkat kontribusi Mikel Merino, Martin Zubimendi, dan sebuah gol bunuh diri dari lawan.
Dibekuk di Hong Kong
Petualangan Arsenal berlanjut ke Hong Kong dalam derby kontra Tottenham. Laga itu juga menandai debut striker anyar Viktor Gyokeres yang masuk di menit ke-78.
Namun, laga perdana sang striker berakhir pahit karena Arsenal kalah 0-1 dan dia juga cuma mencatatkan dua sentuhan. Tottenham mencetak satu-satunya gol dan menjaga dominasi hingga akhir laga.
Takluk di Rumah Sendiri
Kembali ke Emirates Stadium, Arsenal menghadapi Villarreal dengan harapan bangkit. Dua gol Arsenal lahir dari Christian Norgaard dan Martin Odegaard.
Sayangnya, Villarreal tampil lebih tajam dengan tiga gol. Arsenal pun menutup laga dengan kekalahan 2-3 di kandang sendiri.
Arsenal Masih Butuh Waktu
Gyokeres mendapat kepercayaan tampil sejak awal dalam laga kontra Villarreal. Ia menunjukkan peningkatan performa dibandingkan laga debutnya sebelumnya.
Namun, performa individunya belum cukup mengubah hasil akhir. Dua kekalahan beruntun menunjukkan bahwa Arsenal masih butuh waktu menyatukan semua elemen.