
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan bahwa hingga saat ini, stok beras premium di ritel modern masih belum tersedia.
"Premium ya kosong, memang stoknya tipis (beras) premium karena kita masih menunggu produsen untuk memproduksi beras yang baru di bulan Agustus," ucap Solihin saat dihubungi, Selasa (12/8).
Solihin menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu konfirmasi dari produsen kapan tepatnya stok beras premium bisa kembali di ritel modern.
Solihin menyatakan, saat kasus beras oplosan ini menjadi ramai diperbincangkan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Satgas Pangan Polri pada saat itu tetap mengimbau para pengusaha ritel memajang produk beras yang mereka miliki.
Namun, sambung Solihin, para pengusaha ritel itu malah dipanggil oleh polisi ke kantor Kepolisian Resor (Polres) untuk dimintai keterangan.
"Peritel kita, anggota kita (dari Aprindo) dipanggilin ke polres-polres untuk diminta keterangan sampai harus membawa persyaratan A sampai R," ujar Solihin.
Di samping itu, Solihin menyampaikan bahwa saat ini ritel modern telah mendapatkan informasi proses pengiriman untuk beras medium.
"(Beras) medium juga dalam tahap proses ya, proses pengiriman, (beras) medium itu kan sumbernya cuma dari Bulog. Beras SPHP, ada cabang yang sudah dikirim, tapi ingat kalau kita nyebut dikirim, itu kirimnya ke gudang. Dari gudang baru kita jadwalkan untuk kirim ke toko-toko dan itu perlu waktu 1-2 hari. Dan berdasarkan informasi yang kita terima, sudah ada beberapa ritel yang sudah menerima beras SPHP," bebernya.
Dengan kosongnya beras premium di ritel modern, Solihin mengungkapkan bahwa hal tersebut berdampak terhadap omzet ritel modern.
"Ya pastilah (berdampak). Satu beras itu kalau retail modern kan jualnya kalau berdasarkan HET kan Rp74.500. Kalau orang datang ke sana, dari setiap yang datang beli satu piece, itu kan mempengaruhi, Itu sudah Rp74.500, otomatis itu akan berdampak terhadap -nya," terang Solihin. (H-4)