
MARIANA, salah satu pedagang busana muslim di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengeluhkan penjualan yang menurun karena sepinya pembeli. Kondisi sepi itu dirasakan sejak aksi massa yang terjadi di Jakarta pada 28-31 Agustus lalu.
Ia mengaku hanya bisa mengantongi paling banyak Rp200 ribu, seperempat dari pendapatan normalnya di hari-hari biasa. "Iya, sepi sekali, biasanya saya bisa dapat minimal sekitar Rp800 ribu sehari, tapi sekarang paling Rp200 ribu," kata Mariana, Selasa (2/9).
Hal senada disampaikan Idrus, pedagang kain di Blok B Pasar Tanah Abang, yang menyebut penjualannya turun signifikan. Ia menuturkan belum mendapat satu pun pembeli hari ini karena kondisi yang terus sepi. "Sampai sekarang belum ada pembeli sama sekali, padahal biasanya setiap hari setidaknya ada transaksi," ujarnya.
Sementara itu, Hendra, pedagang pakaian pria di lantai dasar Blok A Pasar Tanah Abang, menyebut aksi massa yang terjadi beberapa hari belakangan sangat berdampak pada animo masyarakat yang berbelanja di pasar tersebut. Pendapatannya pun anjlok 40-70% dibanding hari biasa.
Sejak pukul 08.00-11.00 WIB, Selasa (2/9), kondisi pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu memang tampak sepi. Sejumlah kios tampak tutup, sementara pedagang yang membuka lapak terus berteriak menawarkan barang kepada pengunjung yang jumlahnya terbatas.
Richard, salah satu pedagang kain, menyebut sempat menutup gerainya lebih awal saat aksi massa berlangsung. Pada Kamis (28/8) lalu, ia mengaku hanya buka sampai siang padahal biasanya baru tutup lapak sekitar pukul 19.00 WIB. "Tanggal 29 (Jumat) dan besoknya, malah tidak buka sama sekali. Sekarang sudah buka lagi, tapi pengunjung lebih sepi," terang dia.
Menurutnya, kemungkinan banyak calon pembeli ragu datang berbelanja karena khawatir situasi belum sepenuhnya kondusif.
Meski demikian, tampak sejumlah pengunjung datang dan berbelanja di kawasan tersebut. Mereka mengaku sudah merasa aman dengan kondisi Jakarta, khususnya di wilayah Tanah Abang.
"Dari kemarin sudah terlihat (beberapa wilayah) lebih aman, jadi saya berani ke sini berbelanja," kata Dewi, salah seorang pengunjung. (Ant/P-2)