
UNI Eropa tengah menyiapkan rencana komprehensif untuk mengerahkan pasukan multinasional sebagai bagian dari jaminan keamanan Ukraina setelah perang berakhir.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut bahwa rencana tersebut sudah mendapat dukungan langsung dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
"Trump meyakinkan kami bahwa akan ada kehadiran negaranya sebagai bagian dari dukungan. Itu sangat jelas dan ditegaskan berulang kali," kata von der Leyen seperti dikutip dari Financial Times, Senin (1/9).
Menurut rancangan awal, pengerahan pasukan bisa mencapai puluhan ribu personel di bawah komando Eropa. Kehadiran mereka nantinya akan didukung penuh oleh Amerika Serikat, termasuk melalui sistem komando dan kendali serta dukungan intelijen dan pengawasan.
Kesepakatan awal ini disebut tercapai dalam pertemuan bulan lalu antara Uni Eropa, Presiden Donald Trump, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Para pemimpin Eropa kini bersiap melanjutkan pembahasan. Kanselir Jerman Friedrich Merz, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, serta von der Leyen dijadwalkan berkumpul di Paris pada Kamis mendatang atas undangan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pertemuan tingkat tinggi tersebut akan difokuskan pada langkah-langkah lanjutan untuk Ukraina, demikian menurut laporan Financial Times yang mengutip tiga diplomat dengan akses langsung terhadap informasi rencana tersebut.
Di sisi lain, von der Leyen juga menegaskan rencana baru Uni Eropa senilai €150 miliar (sekitar US$175 miliar) untuk mempercepat investasi industri pertahanan kawasan.
Dia menambahkan bahwa dari program ini, Polandia diproyeksikan menjadi pihak yang paling banyak menerima manfaat. (I-3)