
PRESIDEN Donald Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan baru dengan Korea Selatan yang memberlakukan tarif sebesar 15% untuk barang impor dari negara tersebut. Pengumuman ini disampaikan melalui unggahan di Truth Social.
Dalam kesepakatan ini, Korea Selatan akan mengalokasikan investasi senilai US$350 miliar untuk proyek-proyek yang dimiliki dan dikelola Amerika Serikat, dengan pemilihan proyek dilakukan langsung Trump. Sebelumnya, pada April, barang dari Korea Selatan sempat dikenakan tarif "timbal balik" sebesar 25%, namun kebijakan ini ditangguhkan untuk beberapa negara dan akan berakhir pada 1 Agustus.
Tarif baru sebesar 15% ini lebih tinggi dibandingkan tarif minimum 10% yang diterapkan untuk Korea Selatan dan sejumlah negara lain sejak April. Negara lain seperti Uni Eropa dan Jepang, yang juga baru menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Trump, menghadapi tarif serupa sebesar 15%.
Dalam kesepakatan dengan Uni Eropa dan Jepang, terdapat keringanan dari tarif sektoral, seperti pada mobil dan farmasi. Namun, belum jelas apakah Korea Selatan juga mendapatkan keringanan serupa, terutama untuk tarif mobil yang saat ini masih sebesar 25%, mengingat mobil merupakan salah satu komoditas ekspor utama Korea Selatan ke AS.
Korea Selatan merupakan sumber impor terbesar ketujuh bagi AS. Pada tahun lalu, negara ini mengekspor barang senilai US$132 miliar ke AS, terutama mobil, suku cadang kendaraan, semikonduktor, dan elektronik, menurut data Departemen Perdagangan AS. Sebaliknya, AS mengekspor barang senilai US$66 miliar ke Korea Selatan, dengan minyak, gas, dan mesin industri sebagai komoditas utama.
Kebijakan tarif Trump mulai berdampak pada ekonomi Korea Selatan. Produk domestik bruto (PDB) negara tersebut pada kuartal pertama tahun ini mengalami kontraksi sebesar 0,1% secara tahunan, menjadi penurunan pertama dalam empat tahun. (CNN/Z-3)