
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan berupaya mengembalikan sebagian wilayah Ukraina yang saat ini dikuasai Rusia. Hal itu akan dibahas saat bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat mendatang.
“Rusia telah menduduki wilayah penting Ukraina. Kami akan mencoba mendapatkan kembali sebagian wilayah itu untuk Ukraina,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Pertemuan antara Trump dan Putin dijadwalkan berlangsung di Alaska pada akhir pekan ini. Trump mengklaim bisa mengetahui dalam waktu dua menit setelah bertemu Putin apakah ada peluang kemajuan dalam pembicaraan. Ia menyebut pertemuan tersebut sebagai “pertemuan penjajakan” yang bertujuan mendorong Putin mengakhiri perang.
Trump kembali mengisyaratkan kemungkinan adanya “pertukaran atau perubahan wilayah” antara Rusia dan Ukraina, meskipun belum jelas wilayah mana yang mungkin dikembalikan Rusia. Ukraina sendiri tidak pernah mengklaim wilayah Rusia.
Trump mengatakan akan memberi kabar kepada para pemimpin Eropa jika Putin menawarkan kesepakatan yang dianggap “adil”. Namun, ia menegaskan akan berbicara terlebih dahulu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky “sebagai bentuk penghormatan”.
“Saya akan meneleponnya dulu... mungkin saya bilang, ‘semoga beruntung, terus berjuang’, atau mungkin saya bilang, ‘kita bisa membuat kesepakatan’,” ungkap Trump.
Tidak Setuju dengan Zelensky
Meski mengaku memiliki hubungan baik dengan Zelensky, Trump mengaku “sangat tidak setuju” dengan langkah-langkah yang diambil presiden Ukraina itu. Ia bahkan pernah menyalahkan Zelensky atas terjadinya perang yang dimulai sejak invasi penuh Rusia pada Februari 2022. Trump juga membuka kemungkinan adanya pertemuan tiga pihak di masa depan, melibatkan dirinya, Putin, dan Zelensky.
Sementara itu, Wakil Presiden Komisi Eropa Kaja Kallas menilai Putin masih mengedepankan cara lama dengan membagi wilayah dan pengaruh. Namun, ia menegaskan bahwa Eropa tidak akan menerima kesepakatan yang tidak disetujui Ukraina.
“Jika Ukraina tidak dilibatkan, kesepakatan itu tidak akan bisa dijalankan. Karena itu, Ukraina harus berada di meja perundingan,” kata Kallas. Ia berharap Zelensky akan diundang dalam pertemuan tersebut.
Kremlin merendahkan ekspektasi terkait pertemuan dengan Zelensky. Putin menegaskan syarat pertemuan masih jauh terpenuhi.
Trump mengumumkan rencana pertemuan dengan Putin pada Jumat lalu, bertepatan dengan tenggat waktu yang ia tetapkan sendiri bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata atau menghadapi sanksi AS tambahan.
Menanggapi rencana pertemuan Alaska, Zelensky memperingatkan kesepakatan tanpa keterlibatan Ukraina hanyalah “keputusan mati”. Ia juga mengutip laporan intelijen Ukraina yang menyebut tidak ada tanda-tanda Rusia bersiap mengakhiri perang.
Zelensky dijadwalkan mengikuti pertemuan virtual pada Rabu bersama Trump, Wakil Presiden AS JD Vance, dan para pemimpin Uni Eropa. Juru bicara Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan, ia mengundang para pemimpin tersebut beserta pejabat tinggi Uni Eropa dan NATO untuk membahas strategi menekan Moskow jelang pertemuan Trump-Putin.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney juga sepakat bahwa setiap kesepakatan damai harus dibangun bersama Ukraina, bukan dipaksakan. Keduanya menegaskan akan terus bekerja sama erat dengan Trump dan Zelensky dalam beberapa hari ke depan. (BBC/Z-2)