
TANOTO Foundation kembali membuka program fellowship yang akan mengirimkan 10 anak muda terpilih membantu meningkatkan pendidikan masyarakat di daerah maupun mencetak pempin masa depan. Pada tahun kedua program fellowship ini diisi oleh peserta dengan latar belakang yang beragam dan tinggi.
Country Head, Tanoto Foundation Indonesia, Inge Kusuma menyebut profil dari peserta fellowship kali ini lebih kuat dari batch yang pertama, karena kesadaran anak muda terkait visi pendidikan sudah mulai meningkat. Sehingga pelamar yang mendaftar lebih banyak, pada batch pertama Tanoto Foundation menerima 600 pelamar, namun pada batch kedua ada 1.320 pelamar dan yang diambil hanya 10 anak.
Inge juga menegaskan Tanoto Foundation Fellowship Program Cohort 2025 didesain berkaitan dengan SDG 4 atau pendidikan berkelanjutan yang berkualitas.
"Pendidikan ini berkaitan SDG 4 tapi apapun yang kami desain pada saat membuat program yang banyak seperti ini, dari mulai pendidikan anak usia dini, stunting, lalu pendidikan dasar, kemudian sistem manajemen yang strategis, semua pelatihan kepemimpinan, sampai kepemimpinan masa depan, apapun program yang didesain itu harus dikaitkan dengan SDG 4," kata Inge dalam Graduation & Inaguration Tanoto Foundation Fellowship Program di Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
"Jadi memang fungsi kami salah satunya dengan mendesain program membantu pemerintah untuk mengakselerasi pencapaian SDG, terutama SDG 4 untuk bidang pendidikan," sambungnya.
Ia menyebut pada program kedua ini tiak ada perbedaan dengan fellowship program yang pertama. Namun ada berbagai perbaikan tenikal kecil seperti penugasan program yang lebih nyata dan manajemen waktu yang lebih terukur.
"Kita akan melihat nanti dampak evaluasinya, studi dampak dari program ini baru kalau dilihat sangat signifikan hasilnya, baru akan kami bisa merekrut yang lebih banyak peserta, bukan lagi pilot batch satu dan dua," ucapnya.
Peserta fellowship program cohort 2025 yakni Dinda Kayana Rizky dan Stephanie Dinda Iskandar membawa misi masing-masing untuk memajukan pendidikan di daerah tempat penugasan.
"Kurang lebih kita membawa bekal nilai-nilai dari Tanoto Foundation kita bakal mencoba untuk bisa mengubah kebiasaan dari segi individu maupun, ekosistem, orangtua dan multi stakeholders, maupun material-material tools, bagaimana kita bisa membawa proyek yang berdampak dalam bidang lingkungan, khususnya di usia 0-3 tahunan, dan juga di usia-usia SD," ungkap Stephanie.
"Kurang lebih itu sih yang bakal kita bawa ke masing-masing desa, gimana kita bisa meningkatkan kesetaraan pendidikan," sambungnya.
Sementara itu Dinda menegaskan Tanoto Foundation membekali para peserta dengan nilai budaya yang akhirnya akan dibawa nanti ke tingkat regional.
"Yang kita sudah diperkenalkan itu kita akan beberapa program seperti SIGAP dan PINTAR yang kita bisa intervensi dan bantu di sana. Untuk spesifiknya kita ada di empat region mulai dari Medan, Pekanbaru, Balikpapan, dan Semarang. Itu spesifik lokasinya," pungkasnya.