Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut surplus neraca perdagangan pada semester 1 2025 atau Januari hingga Juni mencatat surplus sebesar 19,48 miliar dolar AS.
"Surplus semester 1 ini ditopang oleh surplus komoditas non-migas yang sebesar 28,31 miliar dolar AS, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 8,83 miliar dolar AS," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Jakarta, Jumat.
Surplus didorong oleh komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati, yaitu sebesar 15,74 miliar dolar AS, bahan bakar mineral 13,28 miliar dolar AS, serta besi dan baja 9,04 miliar dolar AS.
Sedangkan defisit utamanya berasal dari komoditas mesin dan peralatan mekanis sebesar 13,40 miliar dolar AS, kemudian mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 5,26 miliar dolar, serta plastik dan barang dari plastik sebesar 3,72 miliar dolar AS.
Jika dilihat berdasarkan negara mitra dagang, maka tiga negara penyumbang surplus adalah Amerika Serikat sebesar 8,57 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,59 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,40 miliar dolar AS.
BPS juga mencatat surplus neraca perdagangan sebesar 4,10 miliar dolar AS pada Juni 2025. Surplus ditopang oleh non-migas sebesar 5,22 miliar dolar AS dengan komoditas lemak dan minyak hewani, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,11 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak.
Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar 9,92 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,64 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,36 miliar dolar AS.
Sedangkan tiga negara penyumbang defisit terdalam pada kelompok non-migas adalah Tiongkok sebesar 10,69 miliar dolar AS, Australia sebesar minus 2,39 miliar dolar AS, dan Brasil sebesar minus 0,83 miliar dolar AS.
Sementara itu, nilai ekspor pada Juni 2025 mencapai 23,43 miliar dolar AS, dan impor sebesar 19,33 miliar dolar AS.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.