Liputan6.com, Jakarta- Bagi seorang pereli lintas alam, Reli Dakar adalah puncak dari segala mimpi. Begitu pula dengan Rudy Poa. Setelah hampir satu dekade mengharumkan nama Indonesia di AXCR, banyak pecinta otomotif berharap Rudy bisa mewujudkan langkah selanjutnya menembus Reli Dakar.
“Kalau bicara mimpi, pasti Dakar. Itu ultimate goal setiap pereli. Tapi persiapannya luar biasa besar, baik dari segi fisik, mental, maupun logistik,” ungkap Rudy.
Nama Rudy Poa mungkin tidak setenar pembalap MotoGP atau Formula 1. Namun, bagi komunitas pecinta reli motor lintas alam, ia adalah sosok yang sangat penting. Rudy dikenal sebagai pionir yang pertama kali memperkenalkan Asia Cross Country Rally (AXCR) ke Indonesia dan sejak itu bendera Merah Putih tidak pernah absen berkibar di ajang reli lintas alam paling bergengsi di Asia tersebut.
Bagi sebagian orang, reli lintas alam atau cross country rally masih terdengar asing. Olahraga otomotif ini berbeda dengan balap jalan raya pada umumnya. Peserta harus menempuh ratusan hingga ribuan kilometer lintasan alam liar selama 6–8 hari tanpa tahu rute sebelumnya. Malam hari, peserta baru mendapatkan buku petunjuk navigasi yang disebut roadbook, lalu esok paginya langsung melibas jalur yang belum pernah mereka lewati.
Medannya ekstrem: hutan tropis yang lebat, sungai deras yang berlumpur, jalur bebatuan tajam, gurun pasir, pantai, hingga tanjakan pegunungan yang menguras tenaga. Tak heran, reli ini dijuluki sebagai olahraga otomotif paling komplet, karena menguji kecepatan, daya tahan fisik, mental, navigasi, serta strategi bertahan hidup.
“Balapan dalam cross country rally atau rally raid sangat berbeda. Tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga kemampuan bernavigasi, kesabaran, kematangan berpikir, dan strategi agar bisa bertahan,” ujar Rudy Poa.