Liputan6.com, Jakarta Liverpool memulai musim 2025/2026 dengan ambisi mempertahankan gelar Premier League. Namun, salah satu isu terbesar justru datang dari posisi penjaga gawang.
Rencana untuk melakukan regenerasi dengan Giorgi Mamardashvili tampaknya belum berjalan sesuai harapan. Pada pekan pembuka liga, Alisson tetap menjadi pilihan utama di bawah mistar.
Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar, apakah pelatih Arne Slot benar-benar siap melakukan transisi atau masih bergantung pada pengalaman sang kiper Brasil.
Rencana Regenerasi yang Tertunda
Liverpool awalnya ingin memastikan transisi mulus di posisi kiper setelah sukses musim lalu. Mamardashvili, yang dibeli dari Valencia, diharapkan menjadi penerus Alisson.
Secara logis, Alisson bisa meninggalkan klub dengan status terhormat setelah menjuarai liga, memberi jalan bagi kiper muda Georgia. Namun, kenyataan berbicara lain.
Hingga akhir Agustus, keduanya masih sama-sama berseragam Liverpool, dan Alisson justru menjadi starter di laga pertama Premier League.
Peran Arne Slot dalam Keputusan
Banyak yang menduga bahwa perekrutan Mamardashvili bukan keputusan langsung Arne Slot. Hal ini menimbulkan asumsi bahwa sang pelatih enggan melepas Alisson.
Jika benar demikian, muncul pertanyaan mengapa Mamardashvili tidak dipinjamkan kembali untuk mendapatkan menit bermain. Menyimpannya di bangku cadangan sepanjang musim bisa menjadi kerugian besar.
Slot dikenal menyukai stabilitas, sehingga skema rotasi reguler antara dua kiper tampaknya tidak masuk akal. Situasi ini membuat masa depan Mamardashvili semakin tidak pasti.
Dilema di Bawah Mistar Anfield
Ada kemungkinan Slot hanya menggunakan Mamardashvili di ajang piala, sementara Alisson tetap menjadi pilihan di Premier League. Namun, skema ini sulit dipertahankan dalam jangka panjang.
Mamardashvili, di usia 24 tahun, butuh jam terbang untuk berkembang. Musim lalu ia tampil 34 kali bersama Valencia, mencatat delapan clean sheet dan total 3.000 menit bermain.
Menempatkan kiper dengan kualitas tersebut di bangku cadangan sepanjang musim akan menimbulkan dilema, baik bagi sang pemain maupun bagi manajemen Liverpool.