Stok Melimpah, Indonesia Siap Cari Pasar Ekspor Beras Bersama Vietnam

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menjawab pertanyaan jurnalis saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Kamis (10/7/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkap Indonesia berpeluang untuk mencari pasar ekspor beras bersama dengan Vietnam. Hal ini bisa dilakukan karena stok beras di dalam negeri sudah lumayan besar.

“Artinya kalau kita lebih (pasokannya), kita bisa sama-sama mengekspor. Mungkin, ya. Pandangan saya kita ekspor ke negara yang butuh,” kata Amran ditemui di Gedung DPR RI pada Kamis (10/7).

“Maksudnya contoh nih kalau kita suatu hari Insya Allah ya, kelihatan stok kita lumayan besar. Nah, mungkin bisa jadi kita cari pasar bersama (dengan Vietnam) ya kan negara mana itu kita tuju, kita ekspor ke mana gitu,” lanjut Amran.

Sebelumnya, dikutip dari Reuters, Kamis (10/7), Vietnam akan segera menandatangani perjanjian dengan Indonesia untuk meningkatkan pengiriman beras jangka panjang setelah ekspor beras Vietnam anjlok pada semester I tahun ini.

Saat ini Indonesia merupakan salah satu pasar utama untuk ekspor beras Vietnam namun ekspor Vietnam tersebut anjlok 97 persen menjadi 19.000 metrik ton pada semester I tahun ini. Hal ini karena Indonesia memangkas impor beras dari Vietnam yang disebabkan oleh tingginya persediaan beras dalam negeri Indonesia.

Pemerintah Vietnam mengatakan perjanjian beras bersama Indonesia tersebut akan berkontribusi pada ekspor beras jangka panjang dan berkelanjutan bagi Vietnam serta memastikan ketahanan pangan bagi Indonesia.

Pernyataan tersebut muncul beberapa jam setelah pertemuan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh dengan Presiden Prabowo Subianto di sela-sela KTT BRICS di Brasil.

Pada pertemuan itu, PM Chinh juga telah memberi instruksi kepada Kementerian Perdagangan Vietnam untuk bekerja sama dengan otoritas Indonesia guna lebih membuka pasar masing-masing.

Berdasarkan laman resmi Bulog, saat ini stok beras Indonesia di gudang Bulog per 1 Juli 2025 telah mencapai 4,2 juta ton. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak 1969 atau sejak Bulog berdiri.