
MANADO - Kepala Bulog Sulut Gorontalo, Ermin Tora, mengatakan jika stok beras milik Bulog saat ini ada 35 ribu ton. Menurutnya, dengan jumlah stok tersebut, akan sangat cukup memenuhi kebutuhan penyaluran beras di Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo hingga Februari 2026.
Menurutnya, dengan kondisi stok beras tersebut, masyarakat diminta untuk tidak panik atau bisa lebih tenang akan kekurangan stok.
"Kami imbau agar masyarakat tidak panik, karena dengan kondisi stok beras dan intervensi yang dilakukan bersama dengan pemerintah daerah, sehingga harga beras bisa menjadi relatif stabil," ujarnya.
Lebih lanjut, Ermin mengatakan jika pihak Bulog akan terus berkoordinasi dengan seluruh jajaran pemerintah daerah terkait dengan titik-titik pelaksanaan Gerakan Pangan Murah, sehingga bisa digelar di lokasi pemukiman penduduk.
Hal ini menurutnya agar supaya masyarakat bisa lebih mudah untuk mendapatkan beras dengan harga yang lebih murah, sehingga ketahanan pangan bisa tetap terjaga.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, menggelar Gerakan Pangan Murah dengan menggelar sejumlah operasi pasar yang telah dimulai pada 9 Juli 2025 pekan lalu. Kegiatan ini untuk merespons keluhan dari masyarakat terkait harga beras yang terus-terusan naik.
Operasi pasar murah ini sendiri mendapatkan sambutan antusias dari warga. Mereka mengaku terbantu membeli beras dengan harga murah, setelah dalam beberapa pekan ini terus-terusan terjadi peningkatan harga.
Walaupun hanya dibatasi membeli sebanyak 10 kilogram atau dua kemasan isi lima kilogram, namun dengan harga beras SPHP yang dijual Rp 58.000 per kemasan, masyarakat mengaku sangat terbantu akan hal itu.
"Kan uang lebihnya bisa beli kebutuhan lain. Sangat terbantu, karena kalau dari sisi harga, itu bisa hemat lebih dari Rp 10 ribu per satu kemasan, karena yang dijual di pasar sekarang itu bisa sampai Rp 16 ribu per kilogram," ujar beberapa warga di lokasi pasar murah.