Solusi Tanding Rezal Kusumaatmadja: Menjaga Bumi Bukan Sekadar Soal Teknis

1 month ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Rezal Kusumaatmadja, dalam Forum Praksis (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus) seri ke-11 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7) lalu. Foto: Dok. PRAKSISRezal Kusumaatmadja, dalam Forum Praksis (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus) seri ke-11 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7) lalu. Foto: Dok. PRAKSIS

Kerusakan alam yang kian masif di berbagai belahan dunia bukan lagi bisa dianggap sebagai persoalan teknis semata. Bagi Rezal Kusumaatmadja, hal itu sudah menjadi persoalan sosial, politik, bahkan spiritual. Pandangan itu ia sampaikan dalam Forum Praksis (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus) seri ke-11 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7) lalu, dalam diskusi bertajuk “Solusi Tanding Demi Memperkuat Ketahanan Ekosistem Berbasis Komposisi Modal Organik.”

Mengacu pada ensiklik Laudato Si’ karya Paus Fransiskus yang terbit pada 2015, Rezal menegaskan pentingnya pendekatan lintas dimensi dalam merawat bumi. Setiap upaya untuk melestarikan lingkungan harus dilakukan sebagai bagian dari kesadaran bahwa bumi adalah “rumah bersama” yang perlu dirawat secara kolektif oleh seluruh makhluk yang menghuninya.

“Inisiatif sekecil apa pun untuk melestarikan alam akan jadi sumbangan penting dalam mengangkat keseluruhan sistem menuju ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Rezal. Di tengah kondisi alam yang secara sistemik sudah kacau dan tak seimbang, menurutnya, pelibatan aspek spiritual, moral, dan etis menjadi sangat penting.

Ia menilai, penyelesaian teknis semata terhadap kerusakan lingkungan justru tidak memadai. Manusia, kata Rezal, bukan satu-satunya penghuni planet ini. Bahkan jauh sebelum manusia hadir, alam sudah ada—hidup, tumbuh, dan memiliki sistemnya sendiri. Ketika dimensi spiritual dan moral hilang dari cara pandang manusia terhadap alam, muncullah ilusi bahwa alam semata diciptakan untuk dikuasai dan dieksploitasi sehabis-habisnya.

“Konsep alam sebagai creation (ciptaan) membuat manusia cenderung eksploitatif. Akan beda hasilnya jika manusia memandang alam sebagai celebration, yakni sebagai sebuah sistem besar di mana setiap bagiannya saling menghidupi dan memuliakan,” jelasnya.

Kesadaran itu pula yang mendorong Rezal memulai sebuah proyek pelestarian alam yang ia beri nama Project Tampelas. Proyek ini berlokasi di Desa Tampelas, Kecamatan Sepang, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Bersama sejumlah pihak, proyek ini dijalankan melalui PT Rimba Makmur Utama (RMU), di mana Rezal merupakan salah satu pendiri sekaligus komisaris utama.

Di sana, mereka mengelola dan merestorasi hutan rawa gambut seluas 157.875 hektar. Proyek ini dirancang dengan pendekatan ekonomi restoratif—menggabungkan pelestarian alam dengan pemberdayaan ekonomi warga sekitar. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan air gambut untuk membudidayakan ikan gabus.

Rezal Kusumaatmadja, dalam Forum Praksis (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus) seri ke-11 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7) lalu. Foto: Dok. PRAKSISRezal Kusumaatmadja, dalam Forum Praksis (Pusat Riset dan Advokasi Serikat Jesus) seri ke-11 yang digelar di Jakarta, Selasa (8/7) lalu. Foto: Dok. PRAKSIS

Langkah itu memberi dampak ganda. Pertama, warga yang sebelumnya mengandalkan perambahan hutan untuk bertahan hidup, kini beralih ke kegiatan yang melestarikan lingkungan. Kedua, ikan gabus yang dibudidayakan ini bisa diolah menjadi albumin, sebuah produk bernilai ekonomi tinggi yang memberi penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat.

“Melalui kerja sama dengan masyarakat, lahan gambut yang rusak bisa dipulihkan. Masyarakat tidak hanya berhenti merusak hutan, tetapi juga terlibat aktif merawatnya,” ungkap Rezal, lulusan Cornell University dan University of Hawaii, Amerika Serikat.

Skema ekonomi restoratif ini juga dikaitkan dengan inisiatif perdagangan karbon (carbon trading). Uang yang dihasilkan dari skema tersebut kemudian digunakan kembali untuk memperluas proyek-proyek pelestarian lingkungan. Pendekatan ini, menurut Rezal, justru jauh lebih efektif dibanding program konservasi konvensional yang kerap terhambat oleh tumpukan regulasi dan birokrasi.

Ia menyebut Project Tampelas sebagai bentuk solusi tanding—gagasan tandingan yang tidak melulu bergantung pada skema formal pemerintahan, melainkan tumbuh dari inisiatif warga, kerja kolektif, dan visi yang menyatu dengan alam dan komunitas.

Dalam praktiknya, solusi tanding ini juga menjadi respons atas kenyataan bahwa dalam banyak kasus, regulasi yang terlalu pekat justru merusak “tenunan sosial” yang sudah terbentuk secara alami di masyarakat. “Apa yang kami lakukan di Tampelas ini adalah upaya untuk memantik imajinasi publik tentang bentuk lain dalam merawat bumi,” kata Rezal.

Baginya, Project Tampelas bukan sekadar proyek konservasi, melainkan laboratorium hidup yang menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan, keadilan sosial, dan pembangunan ekonomi bisa berjalan seiring. Semua itu dimulai dengan satu prinsip dasar: bahwa manusia bukan penguasa tunggal atas bumi, melainkan bagian dari ekosistem besar yang harus dirawat bersama.

Read Entire Article