JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menganugerahi Bintang Mahaputera kepada sejumlah ulama dan tokoh Islam di Indonesia.Tokoh-tokoh dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama di antara yang menerima penghargaan.
Masing-masing ketua umum PBNU dan PP Muhammadiyah mendapatkan Bintang Mahaputera Utama. Dalam surat lampiran yang dilansir Kementerian Sekretaris Negara, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar disebut “Berjasa luar biasa dalam bidang keagamaan dan kebangsaan melalui kepemimpinan sebagai Rais Aam PBNU yang memperkuat peran Islam rahmatan lil ‘alamin.”
KH Akhyar juga disebut mendorong moderasi beragama, serta menjaga persatuan umat yang dipublikasikan luas sehingga memperkuat kerukunan nasional dan stabilitas kehidupan berbangsa.
Sedangkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir disebut “Berjasa luar biasa dalam bidang keagamaan, pendidikan, dan kebangsaan melalui kepemimpinan sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah yang memperluas jaringan pendidikan, layanan kesehatan, dan gerakan sosial yang dipublikasikan luas sehingga memperkuat peran civil society dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.”
"Saya sebagai ketua umum dan mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan terima kasih atas penghargaan ini dan tadi Pak Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada semuanya atas pengorbanan dan pengabdian, itu poin pentingnya," kata Haedar menanggapi penghargaan itu kepada Republika.
Haedar secara khusus berterima kasih kepada Presiden Prabowo atas anugerah yang diberikan kepadanya. Menurut dia, Bintang Mahaputera Utama bukan sekadar simbol, melainkan bentuk perhatian negara kepada mereka yang dianggap berkontribusi dalam bidang masing-masing.
"Saya terima kasih kepada Pak Presiden Prabowo Subianto. Ada hal yang sangat penting di mana beliau begitu rupa mengapresiasi mengakomodasi dan menyatukan seluruh potensi bangsa lewat penghargaan ini. Jadi penghargaan ini bukan sekadar penghargaan biasa, tapi ada spirit mempersatukan sebagaimana tema 80 Tahun Indonesia Merdeka: Bersatu!" kata Haedar.
Dari Muhammadiyah, ada juga Prof Abdul Mu’ti yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan dasar dan menengah saat ini. Dalam surat lampiran yang dilansir Kementerian Sekretaris Negara, ia disebut “Berjasa luar biasa dalam bidang pendidikan melalui kebijakan di pendidikan dasar dan menengah yang memperkuat kurikulum nasional, pemerataan akses pendidikan, serta peningkatan mutu guru yang dipublikasikan luas sehingga meningkatkan kualitas generasi muda, memperkuat karakter bangsa, dan memperkokoh daya saing Indonesia.”
Ulama selanjutnya yang juga menerima Bintang Mahaputrea Utama adalah pendiri Pondok Pesantren Tebu Ireng, almarhum KH Yusuf Hasyim. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Rembang, almarhum KH Maimun Zubair juga menerima Bintang Mahaputera Utama. Selanjutnya adalah pengasuh Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, almarhum KH Abdullah Abbas.
Bintang Mahaputera Utama merupakan tanda kehormatan yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia kepada mereka yang dinilai secara luar biasa berjasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tanda kehormatan itu diberikan pertama kali pada 1961 dan rutin diberikan kepada individu-individu yang dinilai berjasa tiap bulan Agustus dalam rangka peringatan HUT RI.
Dalam upacara penganugerahan yang sama, anggota Kabinet Merah Putih lainnya yang juga menerima tanda kehormatan dan tanda jasa dari Presiden Prabowo, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.