Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) telah menguasai kembali 81 ribu hektare lahan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau. Lahan tersebut sebelumnya sempat dirambah dan digunakan sebagai kebun sawit hingga permukiman.
Dalam proses penertibannya, Wakil Ketua Pelaksana Satgas PKH, Letjen TNI Richard TH Tampubolon, mengungkapkan sempat ada propaganda yang diciptakan warga yang tinggal di sana.
"Kita mendapatkan masukan bahwa bagaimana penertiban taman nasional di sini. Ini pun kita lakukan secara humanis. Namun tetap ada propaganda-propaganda yang menciptakan isu seperti ada pengusiran, relokasi, dan lain-lain," kata Richard dalam jumpa pers, Kamis (28/8).
Oleh karenanya, Richard yang juga merupakan Kasum TNI ini menyebut, jajaran Forkopimda melakukan langkah preemtif dengan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar.
"Nah lambat laun sampai dengan hari ini situasi sangat-sangat kondusif. Jadi ada isu katanya akan diusir paksa, tidak," ungkapnya.
Dia menerangkan, selain sosialisasi, jajaran Forkopimda setempat juga mencari jalan keluar agar masyarakat yang tinggal di sana tidak kehilangan hak-haknya.
"Tentu di situ ada masyarakat kita dan kita harus mencarikan solusi atau way out yang terbaik. Karena bagaimanapun seperti contoh ada sekolah, ada apa ini pun kita jamin anak-anak di sana juga harus sekolah karena mereka ialah tunas-tunas muda," jelas Richard.
"Terus mata pencariannya mereka juga akan kita sampaikan kepada tim di sana. Pasti konsepnya sudah disiapkan, namun memang ini saya melihatnya hasil diskusi kita ini butuh proses dan waktu untuk penjelasan," sambung dia.
Sebelumnya, Wilayah Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau, terus mengalami penyusutan dari tahun ke tahun. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah 69 ribu hektare wilayahnya tergerus.
Hal itu diungkap oleh Jaksa Agung sekaligus Wakil Ketua I Pengarah Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), ST Burhanuddin dalam rapat di Gedung Utama Kejaksaan Agung, Jumat (13/6) lalu.
Burhanuddin mengungkapkan, TNTN semula memiliki luas sekitar 81.793 hektare pada 2014 lalu. Namun kini, luasnya hanya tersisa 12.561 hektare.
“Hal ini disebabkan oleh perambahan hutan yang merusak ekosistem dan fungsi hutan sebagai rumah satwa serta paru-paru dunia,” kata Burhanuddin dalam keterangannya, dikutip Jumat (20/6).
Setelah serangkaian upaya, kini Satgas PKH telah menguasai kembali lahan seluas 81 ribu hektare di Taman Nasional Tesso Nilo.