
SEJUMLAH tokoh adat dan masyarakat di jalur Jalan Sawu-Mulakoli, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan dukungan untuk menyukseskan pekerjaan jalan yang sejak Indonesia merdeka akses jalannya terbengkalai.
Para tokoh masyarakat di sekitar wilayah jalan tersebut mengatakan paket jalan ini sangat dirindukan sejak lama karena sudah 7 bupati semenjak masih bergabung dengan Kabupaten Ngada tak pernah menjadi perhatian pemerintah walaupun mempunyai potensi komoditas pertanian yang menjanjikan.
Salah satu tokoh masyarakat dan tokoh adat Desa Woloede, Markus Meo, mengatakan selama ini mereka sangat merindukan jalan yang layak buat masyarakat desa sehingga akses ke kota maupun kota kecamatan bisa lebih cepat dan murah.
Menurut Markus, potensi tanaman rempah dan pala serta buah-buahan seperti durian serta pisang menjadi andalan warga desa sehingga setiap hari pasar mereka selaluu membawanya ke pasar terdekat seperti Pasar Boawae dan Pasar Mauponnggo. Namun sayang banyak warga masih bergelut dengan kemiskinan karena harga yang sangat tinggi dalam ongkos transportasi.
"Jalan ini rencana tahun ini kami dengar dan kami sangat bersyukur suara kami didengar. Itu menjadi kerinduan kami sehingga kami pasti akan membantu untuk mensukseskan pekerjaan jalan di sini oleh para kontraktor atau pemerintahan, bila ada kendala di lapangan kami berusaha untuk bantu biar jalan ini bisa mulus," ungkap Markus.
Markus mengungkapkan, ia bersama warga di desa berusaha membantu dan menyukseskan paket pekerjaan jalan Sawu-Mulakoli bila pekerjaan itu akan dilakukan pada tahun ini karena sejak tahun lalu ia bersama tokoh masyarakat lain terus bersuara agar jalan di kampung mereka bisa diperhatikan demi membantu masyarakat yang kesusahan.
Niko Ndapa, tokoh masyarakat Desa Woloede, juga mengungkapkan pekerjaan jalan ini menjadi sesuatu yang sangat dirindukan sejak lama sehingga ia bersama para warganya akan bener-benar membantu bila pemerintah benar mau membangun jalan di desanya yang terbengkalai selama puluhan tahun. Niko mengungkapkan kerinduan ini karena sejak lama segala harga komoditi di desanya ditekan oleh para tengkulak atau pengepul akibat kondisi jalan yang buruk
"Jalan selalu menjadi alasan agar mereka bisa menekan harga cengkeh atau pala ke para petani di desa sehingga kami petani tidak bisa berdaya kalaupun banyak sekali cengkeh atau pala," ungkap Niko.
Bukan hanya itu, Niko mengungkapkan resiko bencana menjadi pertimbangan paling penting bila akses jalan Sawu-Mulakoli terbengkalai karena dengan jalan yang buruk mereka tidak bisa menyelamatkan diri bila ada bencana alam seperti letusan gunung yang tiba-tiba bisa terjadi apalagi Gunung Ebulobo masih berstatus aktif. Tidak hanya itu, akses kesehatan juga menjadi kebutuhan utama karena selalu saja terkendala bila ada pasien di kampung hendak berobat atau membawa pasien ke puskesmas di Maupomnggo.
"Kalau jalan ini dikerjakan pasti kami bantu biar jalan hotmix di kampung. Ini daerah yang risiko bencananya tinggi karena ada Gunung Ebulobo. Belum lagi mau bawa ibu hamil ke Mauponggo atau Mbay kalau terjadi apa-apa mau lari ke mana. Jalan ini saja mau pakai motor, pinggang sakit apalagi pakai oto. Jadi kami pasti akan bantu kalau jalan ini jadi kerja tahun ini," kata Niko.
Niko mengungkapkan akses jalan ini sebenarnya yang tercepat dengan risiko lebih rendah baik ke ke kota kabupaten sehingga ia berharap agar jalan ini kalau saja diaspal bisa menjangkau hingga Mulakoli, Kecamatan Boawae.
"Untuk akses ekonomi seperti ke pasar tentu saja kami bisa ke Boawae sehingga kalau bisa jalan ini bisa tembus sampai Mulakoli sehingga memudahkan warga di kaki Gunung Ebulobo ke kota Kabupaten Mbay," kata Niko Ali Mere Medho, salah satu tokoh muda di Desa Woloede. Ia sebagai anak muda akan berupaya keras agar bisa menyukseskan pekerjaan jalan ini sehingga jalan bisa terselesaikan dengan baik tanpa ada kendala.
"Jalan ini sangat penting buat kami karena bila jalan ini bisa hoitmix tentu saja memuluskan usaha kami sebagai petani anak muda yang sangat berharap pada komiditas yang hendak ke pasar, baik di Boawae ataupun Mauponggo, karena dengan jalan rusak ke pasar hanya bisa satu kali," Kata Ali.
Ali juga mengatakan pekerjaan jalan ini memudahkan mereka sebagai anak muda bisa mengembangkan potensi desa baik dalam pertanian serta inovasi anak muda desa dalam membangun desa. "Kami akan tanam kaki kalau ada masalah. Ini saya rasa tidak ada kendala di desa kami karena masyarakat pasti bantu. Semua bisa dikomunikasikan," kata Ali yang juga petani pisang ini.
Ansel Mere, tokoh masyarakat di Desa Lodaolo yang juga merupakan lokasi pekerjaan jalan Sawu-Mulakoli, mengatakan ini sebagai tonggak sejarah karena sudah sekian lama semenjak masih bergabung dengan kabupaten Ngada jalan ini tidak pernah diperhatikan secara baik. Dengan momen seperti ini, ia bersama warga tentu akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyukseskan pekerjaan jalan ini. Bila saja ada kendala di lapangan, ia bersama warga akan berusaha membantu memudahkan proses pekerjaan sehingga para pekerja atau kontraktor tidak mengalami kendala berarti dalam membangun jalan.
"Kalau secara teknis, mungkin kontraktor lebih tahu. Namun di lapangan, kami pasti akan bantu yang berkaitan dengan kendala tanah lahan dan lainnya. Saya rasa kami warga di sini pasti akan membantu dan tidak menjadi permasalahan apalagi ini demi kepentingan bersama khususnya kami di bawah kaki Gunung Ebulobo ini," pungkas Ansel yang juga mantan guru ini.
Dius Gelu, salah satu BPD Desa Woloede, mengungkapkan rasa syukurnya mendengar kabar ada pembangunan jalan di desa ini pada tahun ini. Ia berharap agar bisa terlaksana sehingga memudahkan masyarakat desanya yang merindukan jalan bagus sejak lama dapat terwujud tahun ini ataupun tahun-tahun berikutnya dengan segera.
"Ini juga menjadi aspirasi warga desa sejak lama dan sudah kami sampaikan ke pemerintah sejak lama untuk jalan di desa. Semoga tahun ini dapat terwujud sehingga memudahkan akses ekonomi, kesehatan, buat kami," kata Dius. (I-2)