Rheinata Ayu Kinanti
Eduaksi | 2025-09-05 00:36:10

Etika mengacu pada cara kita berinteraksi dengan orang lain dengan prinsip saling menghormati. Tanpa adanya etika, hubungan bisa menjadi tidak seimbang. Tenaga kesehatan bisa tampil autoriter karena merasa lebih berpengetahuan, sedangkan pasien mungkin bersikap terlalu pasif atau malah menuntut berlebihan. Sebenarnya, yang diperlukan adalah sebuah keseimbangan.
Mengapa etika itu penting?
Alasannya adalah karena etika merupakan fondasi dari kepercayaan dan komunikasi yang baik. Saat tenaga kesehatan bersikap ramah dan berempati kepada pasien, pasien akan lebih terbuka dalam menyampaikan keluhannya. Begitu pula, ketika pasien menghargai tenaga kesehatan, proses layanan dapat berjalan dengan lebih lancar. Hubungan yang baik ini pada akhirnya akan mempermudah proses penyembuhan.
Kita perlu mengubah cara berpikir terhadap interaksi antara tenaga kesehatan dan pasien bukanlah hubungan yang hierarkis, tetapi dialog yang setara. Meskipun tenaga kesehatan memiliki pengetahuan medis, pasien juga mempunyai pengalaman pribadi tentang kondisi tubuhnya. Jika keduanya saling mendengarkan, keputusan yang diambil akan lebih tepat dan manusiawi.
Di tengah laju informasi yang cepat dan berita viral yang melimpah, seharusnya kita tidak hanya mengikuti komentar yang ada. Yang lebih penting adalah kita belajar untuk membangun budaya etis dalam dunia kesehatan. Tenaga kesehatan harus membangun rasa empati dan integritas, sedangkan pasien perlu untuk terus mengedepankan sikap saling menghormati. Dengan demikian, kesehatan tidak hanya berarti tubuh yang pulih, tetapi juga hubungan manusiawi yang membuat semua pihak merasa dihargai
Sumber :
Ikatan Dokter Indonesia. (2020). Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: Pengurus Besar IDI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Hak Pasien. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.