REKTOR Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia menegaskan Jokowi sendiri yang bisa membuktikan keaslian ijazahnya kepada publik. Ia menyebut pihak kampus tidak memiliki kewajiban mengklarifikasi lebih jauh soal tuduhan ijazah palsu yang terus bergulir terhadap mantan presiden itu.
“Cara yang tepat adalah orang tersebut menunjukkan ijazahnya kepada kita. Karena ijazahnya ada di orang tersebut,” kata Ova dalam tayangan Youtube resmi UGM, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Ova menegaskan, UGM sudah menyerahkan ijazah sarjana kepada Jokowi saat ia diwisuda pada 19 November 1985. Sejak itu, kata dia, dokumen ijazah menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan. “Ijazah milik alumni UGM sudah diberikan. Maka, jika ada pihak yang masih meragukan, silakan yang bersangkutan yang menunjukkan kepada publik,” ujar dia.
Pernyataan ini muncul setelah isu keaslian ijazah Jokowi kembali mencuat menyusul peluncuran buku Jokowi’s White Paper oleh tiga alumni UGM, yakni Roy Suryo, Rismon Hasiholan Sianipar, dan Tifauzia Tiyassuma alias dokter Tifa di Yogyakarta pada 18 Agustus lalu.
Ova menekankan, UGM tidak bisa ikut campur lebih jauh dalam pembuktian ijazah seseorang. Ia menyebut tidak ada kewajiban institusi untuk mengklarifikasi. “UGM menghormati hak warga negara untuk mempertanyakan isu apa pun. Tapi sesuai ketentuan, kami hanya bisa menyampaikan data publik dan wajib melindungi data pribadi,” kata dia.
Meski begitu, Ova kembali menegaskan bahwa Jokowi tercatat resmi sebagai alumni UGM. Kampus, menurut dia, memiliki dokumen otentik mengenai keseluruhan proses pendidikan Jokowi, mulai dari penerimaan mahasiswa, perkuliahan sarjana muda hingga sarjana, sampai kelulusannya pada 5 November 1985.
“UGM pun telah diberi mandat negara untuk menyelenggarakan pendidikan dan secara berkala dinilai oleh lembaga independen. Sampai saat ini, proses pendidikan di UGM berjalan semestinya tanpa ada keraguan,” kata Ova.
Pribadi Wicaksono dari Yogyakarta berkontribusi dalam penulisan artikel ini