Momen upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Balai Kota Surabaya, Minggu (17/8), sempat diwarnai insiden terbaliknya bendera Merah Putih ketika akan dikibarkan.
Meski begitu, para pasukan pengibar bendera (Paskibra) langsung menyadari hal itu dan membetulkan posisi bendera sebelum dikibarkan.
Terkait insiden tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara. Eri menilai Paskibraka Surabaya yang terdiri dari pelajar SMA/SMK itu telah berhasil menunjukkan dedikasi dan mental luar biasa saat menjalankan tugas sebagai pengibar bendera Merah Putih.
“Tadi saya sampaikan kepada adik-adik Paskibraka, jangan pernah surut. Ketika ada salah, keliru benderanya, maka tidak dibuka oleh dia. Bagaimana dia tetap tenang, bagaimana teman-temannya mensupport, maka disitulah dia kembali membenarkan bendera itu. Lihat ketika bendera itu dibentangkan, bendera itu tetap Merah Putih,” ujar Eri, usai upacara.
Eri menekankan bahwa ketenangan, kekompakan, dan rasa kekeluargaan adalah kekuatan utama Paskibraka yang bisa menjadi teladan bagi generasi muda.
Menurutnya, apabila tidak memiliki mental kuat, Paskibraka Surabaya bisa saja keliru hingga bendera terbalik. Namun, Paskibraka Surabaya berhasil menunjukkan bahwa mereka mampu menghadapi tekanan dengan penuh tanggung jawab.
“Itulah dibutuhkan mental yang bagus, dibutuhkan kebersamaan, dibutuhkan kekeluargaan. Maka saya katakan kepada mereka kalian adalah yang terbaik, dan kalian adalah pilihan orang-orang Surabaya untuk mewakili anak-anak muda Surabaya tingkat SMA/SMK untuk menjadi pengibar bendera,” jelasnya.
Eri juga menegaskan bahwa setiap kekurangan dalam pelaksanaan tugas bukanlah kelemahan. Baginya, hal itu merupakan penguat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
"Karena sebuah kekurangan itu adalah keberhasilan atau penguat diri kita untuk menjadi lebih kuat lagi," imbuhnya.