Bobby menyampaikan, dirinya baru resmi menjabat pada 12 Agustus 2025. Sehingga rapat ini menjadi momentum awal untuk berkenalan dengan para legislator.
“Perkenalan dari jajaran kami yang masih baru dan masih empat hari ini pak. Kami ditunjuk tanggal 12 Agustus 2025, ini hari keempat kami bertugas di PT KAI,” ujarnya dalam Rapat Kerja DPR RI bersama PT KAI, Rabu (20/8).
Meski baru menjabat, Bobby langsung membawa catatan kinerja KAI yang dinilai positif. Pada semester I 2025, volume angkutan penumpang naik 9 persen menjadi 236 juta penumpang dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara volume angkutan barang meningkat tipis 1 persen menjadi 33,3 juta ton.
Dari sisi ketepatan waktu (on time performance/OTP), terdapat sedikit penurunan dari 96,8 persen menjadi 96,2 persen. Namun, tingkat kecelakaan kereta justru membaik dengan penurunan 50 persen, dari empat kasus pada semester I 2024 menjadi dua kasus di tahun ini.
Dari sisi finansial, kinerja KAI juga menunjukkan pertumbuhan. Pendapatan KAI di semester I 2025 tembus Rp 16,83 triliun yoy atau naik 2 persen.
“Di Semester I 2025 pendapatan KAI Rp 16,83 triliun atau naik dari semester I 2024 sebesar Rp 16,58 triliun,” paparnya.
Selain pendapatan, EBITDA perseroan tumbuh signifikan 18 persen menjadi Rp 4 triliun. Sementara laba bersih meningkat 8 persen menjadi Rp 1,18 triliun. Aset perusahaan juga naik menjadi Rp 102,3 triliun dengan liabilitas sebesar Rp 65,7 triliun.
Bobby memaparkan, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) sedikit meningkat dari 1,2 kali menjadi 1,3 kali pada 2025. Total utang penugasan dibanding non-penugasan tercatat Rp 46,5 triliun, naik dari Rp 43,2 triliun pada semester I 2024.
Selain itu, penyerapan kerugian proyek penugasan menurun signifikan, dari Rp 2,37 triliun pada semester I 2024 menjadi Rp 1,42 triliun pada semester I 2025. Untuk tahun ini, KAI juga memproyeksikan kebutuhan dukungan CDS (cost deficiency support) sebesar Rp 1,2 triliun, meningkat dari realisasi Rp 721 miliar tahun sebelumnya.