
GUBERNUR jawa Barat Dedi Mulyadi mengapresiasi Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rarkerkonas) XXXIV Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), di Bandung, Selasa (5/8).
Dia menyebut ajang tersebut merupakan forum sinkronisasi antara pemerintah dengan kalangan dunia usaha dalam membangun ekosistem usaha yang bersih, ramah investasi, dan berkelanjutan.
"Ini adalah forum penting untuk sinkronisasi," ungkapnya.
Menurut Dedi, pemerintah provinsi memiliki peran untuk mengorkestrasi antara pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/ kota, dan dunia usaha.
"Saya tadi sudah menyampaikan posisi saya itu mengorkestrasi antara pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, dan kalangan dunia usaha," jelasnya.
Menurut dia, digelarnya Rakerkonas XXXIV Apindo di ibu kota Jabar merepresentasikan bahwa Jabar masih yang tertinggi dalam investasi. Semester satu tahun realisasi investasi ke provinsi ini sudah menyentuh Rp72,5 triliun.
"Kita tahu Jabar saat ini rangking investasinya tertinggi se-Indonesia. Rp72,5 triliun sudah masuk hingga hari ini. Kita harapkan terus meningkat," papar pria yang akrab disapa KDM itu.
Dia menambahkan tingginya investasi ke Jabar dipengaruhi oleh beberapa kebijakan strategis. Di antaranya terkait pemberantasan premanisme di wilayah industri.
"Kemudahan berinvestasi itu kan tergantung kecerdasan kepala daerah. Bagaimana Gubernur, bupati, wali kota berkoordinasi agar tidak terhambat," ujarnya.
Dia menyebut perkembangan industri di Jabar terus menunjukkan hal positif. Industri padat karya kini sudah mulai bergeser ke wilayah Indramayu, Cirebon, Kuningan dan Majalengka. Sementara industri padat modal kini sudah tumbuh di wilayah Subang.
"Hari ini terjadi perkembangan yang relatif baik, industri padat karya sudah bergeser ke Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan Majalengka. Kemudian industri padat modal di Subang sudah tumbuh," sambungnya.