
PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), sukses melaksanakan misi penting dalam mengawal kapal penumpang legendaris milik PT Pelni, KMP Umsini, dari Makassar menuju galangan PT PAL Indonesia di Surabaya.
Proses pengawalan ini dilakukan oleh armada AHTS Transko Moloko untuk proses towing dan salvage atau penarikan dan pendorongan kapal, pada akhir Juli lalu. Dengan kemampuan manuver tinggi dan tenaga tarik yang mumpuni, Transko Moloko memastikan KMP Umsini dapat berlayar aman menuju lokasi peremajaan di Surabaya.
Direktur Operasi PTK Yudi Wibisono, menyampaikan bahwa keberhasilan misi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan logistik maritim nasional serta memperkuat sinergi antar BUMN.
“Operasi ini menandai keberhasilan lain bagi armada PTK. Transko Moloko bukan sekadar kapal tunda, melainkan simbol ketangguhan kami dalam menjaga kelancaran pelayaran nasional,” ujar Yudi.
Dalam proses towing, seluruh tahapan mulai dari inspeksi lambung hingga koordinasi penuh dengan pelabuhan dan pihak keamanan laut dijalankan sesuai standar keselamatan tinggi yang diterapkan PTK.
“Setiap detail kami perhitungkan, karena di laut tidak ada toleransi untuk kesalahan. Gelombang dan cuaca menjadi tantangan harian, namun pengalaman panjang tim operasi laut kami menjadi kekuatan utama dalam menjalankan tugas ini,” tambah Yudi.
Keberhasilan operasi ini menjadi bukti nyata bahwa sektor maritim Indonesia memiliki kemampuan dan infrastruktur yang memadai untuk menangani proyek kompleks. Ini juga mencerminkan peran penting PTK sebagai tulang punggung logistik maritim Pertamina Group dan mitra strategis dalam menjaga konektivitas laut nasional.
“PTK berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan operasi laut yang andal, aman, dan berstandar internasional demi mendukung pembangunan ekosistem transportasi laut yang modern dan berkelanjutan,” pungkas Yudi.
KMP Umsini adalah kapal penumpang milik Pelni yang dibangun pada 1985 di Papenburg, Jerman, oleh Meyer Werft. Kapasitasnya mencapai 1.737 penumpang. Nama kapal ini diambil dari nama Gunung Umsini yang terletak di Manokwari, Papua. KMP Umsini selama puluhan tahun telah melayani pelayaran antarpulau di Indonesia. Kini kapal tersebut memasuki tahap revitalisasi untuk mendukung operasional masa depan. (E-3)