Jakarta (ANTARA) - Program Cek Kesehatan Gratis di sekolah menargetkan dapat menjangkau setidaknya 53 juta siswa, termasuk di lembaga pendidikan berbasis keagamaan di bawah binaan Kementerian Agama dengan jumlah peserta didik mencapai 12,5 juta orang.
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Hariqo Wibawa Satria mengatakan Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia dengan 285 juta penduduk. Semuanya, tanpa terkecuali, akan mendapatkan layanan Cek Kesehatan Gratis, termasuk siswa sekolah.
“Siswa sekolah negeri, swasta, dan sekolah berbasis keagamaan, semua akan mendapatkan CKG. Presiden Prabowo ingin sumber daya manusia Indonesia menjadi generasi emas pada 2045. Kita pantas memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah bekerja keras dan menjalankan tugas ini dengan baik, ” kata Hariqo dalam keterangannya, Selasa.
Hariqo menuturkan di mata Presiden Prabowo Subianto seluruh anak Indonesia adalah aset bangsa yang sangat berharga.
Itulah mengapa selama sembilan bulan memimpin, Presiden Prabowo mengeluarkan beberapa kebijakan strategis dan program prioritas untuk mengamankan masa depan anak-anak Indonesia.
Di antaranya Makan Bergizi Gratis, Cek Kesehatan Gratis, Peningkatan kapasitas RSUD, Sekolah Rakyat, Sekolah Garuda, Revitalisasi Sekolah, Digitalisasi Pembelajaran, dan erbagai Program Beasiswa.
Presiden juga telah menandatangani Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak.
Presiden Prabowo juga menerbitkan Perpres No 81 tahun 2025 yang mengatur tunjangan khusus untuk dokter spesialis dan subspesialis di daerah tertinggal, perbatasan dan Kepulauan
Saat meninjau pelaksanaan CKG di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Menteri Agama Nasaruddin Umar menjelaskan CKG akan menyasar madrasah, pesantren, satuan pendidikan keagamaan Kristen, Katolik, Hindu (Widyalaya), dan Buddha (Dhammasekha).
Langkah ini memperkuat komitmen dan dukungan Kementerian Agama dalam memberikan pelayanan inklusif lintas iman.
Hingga hari ini, tercatat ada 12.548.995 peserta didik binaan Kementerian Agama berpotensi mendapatkan layanan kesehatan gratis.
Jumlah tersebut meliputi 9.179.847 siswa Madrasah (MI, MTs, MA), 3.339.536 santri pondok pesantren, 18.090 siswa pendidikan Kristen, 7.032 siswa pendidikan Katolik, 3.421 siswa pendidikan Hindu (Widyalaya), dan 1.069 siswa pendidikan Buddha (Dhammasekha Formal).
Nasaruddin menegaskan bahwa pelaksanaan CKG akan menjadi momentum penting dalam mendukung Visi Indonesia Emas 2045, khususnya dalam mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
"Jadi saya ingatkan tadi, dari peserta didik Kementerian Agama sebanyak 12,5 juta tadi itu. Maka CKG di lembaga pendidikan agama dan keagamaan menjadi krusial dan mendukung visi Indonesia 2045," tuturnya.
Dia juga meminta seluruh lembaga pendidikan agama dan keagamaan untuk mendukung program CKG di sekolah.
"Tidak hanya menyiapkan ruang kelas dan aula sebagai tempat pemeriksaan, tetapi juga menyediakan alat ukur tinggi badan, timbangan, dan lembar pemeriksaan penglihatan. Guru dan tenaga kependidikan juga kami minta terlibat dalam proses pendampingan teknis,” ucap Nasaruddin.
Nasaruddin meminta seluruh Kepala Kanwil dan Kepala Kankemenag di seluruh Indonesia untuk mengawal program CKG di sekolah.
"Siapa pun sekolah-sekolah yang tidak memberikan perhatian penuh, nanti kami akan berikan semacam perhatian khusus," katanya.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.