
LOKATARU Foundation tengah menjadi sorotan publik setelah Delpedro Marhaen, Direktur Eksekutifnya ditangkap polisi. Kejadian ini membuat nama Lokataru Foundation ramai diperbincangkan.
Berdasarkan informasi dari laman resmi, Lokataru Foundation adalah organisasi nirlaba yang berbasis di Jakarta, Indonesia yang berdiri sejak 2017. Lembaga ini lahir dari inisiatif sejumlah aktivis hak asasi manusia (HAM).
Aktivis-aktivis tersebut berkecimpung dalam memperjuangkan demokrasi, kebebasan sipil, dan keadilan sosial. Lokataru Foundation memiliki visi untuk berperan aktif dalam memperkuat solidaritas HAM di seluruh dunia.
Sementara itu, misi Lokataru adalah mendorong akuntabilitas dan penegakan HAM. Melalui pendekatan berbasis bukti, pendidikan publik, serta pemberdayaan masyarakat.
Direktur eksekutif dari lembaga HAM tersebut adalah Delpedro Marhaen. Dilansir dari instagram resminya Lokataru Foundation (@lokataru_foundation), Delpedro meraih gelar Sarjana Hukum pada 2022 dan gelar Magister Hukum pada 2024. Fokus studi yang ia ambil adakah teori hukum dan filsafat hukum.
Saat ini, ia sedang menempuh Magister Ilmu Politik di UPNVJ. Fokus studi yang ditempuh adalah politik kewargaan dan transformasi politik demokrasi. Tertulis juga bahwa ia merupakan peneliti di Lokataru Foundation sejak 2019. Serta peneliti di Center for Citizenship and Human Rights Studies (CCHRS) sejak 2023.
Lokataru Foundation berfokus pada tiga isu utama: penguatan ruang sipil, demokrasi ekonomi, dan pemajuan HAM. Adapun tiga pilar utama dalam Lokataru Foundation dalam menjalankan programnya.
Riset
Lokataru aktif melakukan penelitian mendalam mengenai isu-isu kompleks. Seperti kepentingan publik dan kelompok termajinalkan. Lokataru mengkaji berbagai topik yang relevan dan berdampak pada masyarakat luas.
Advokasi
Bagi Lokataru, hasil riset tak berhenti di meja penelitian. Temuan-temuan tersebut disosialisasikan kepada publik. Lalu, dibawa kepada pembuat kebijakan melalui berbagai jalur komunikasi, baik formal dan non-formal. Langkah ini dilakukan Lokataru untuk mendorong terciptanya kebijakan publik yang lebih adil.
Pengembangan Kapasitas
Lokataru menyadari bahwa kerja-kerja advokasi akan lebih efektif jika dilakukan secara kolektif. Oleh karena itu, mereka menghadirkan program Lokademia. Sebuah wadah pembelajaran alternatif bagi warga sipil. Program ini membahas isu-isu publik, HAM, dan demokrasi.
Dikarenakan Delpedro belakangan ini menjadi sorotan publik. Perhatian masyarakat kini tertuju pada peran, dan kiprah lembaga tersebut dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Indonesia.
Sumber: Lokataru, Medcom