Polri mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap ajakan demo berujung kericuhan lewat media sosial termasuk WhatsApp. Belakangan memang beredar video yang memperlihatkan ada pesan WhatsApp yang mengajak untuk ricuh,
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan masyarakat sebaiknya mencari informasi yang kredibel seperti media massa.
“Semua dalam rangka proses untuk konsolidasi, di antaranya proses penegakan hukum, sekali lagi saya minta juga sekaligus mengimbau kepada masyarakat, jadikan informasi itu secara jernih dan kredibel, saluran utamanya hanyalah teman-teman media massa, teman-teman wartawan dan jurnalis lah yang bisa menyampaikan dan bisa dijadikan suatu rujukan,” kata Trunoyudo Wisnu Andiko dalam konferensi pers di Divhumas Polri, Senin (1/9).
Ia meminta publik menyaring setiap informasi yang diterima. Menurutnya, media massa memiliki peran penting untuk menghadirkan informasi yang valid.
“Bahwa setiap informasi itu betul-betul harus disaring dulu, kemudian lihat sumbernya tentu teman-teman media yang bisa menjernihkan informasi yang berkembang, sehingga mari teman-teman media massa terdepan untuk selalu memberikan saluran utama informasi yang tepat dan kredibel,” ujar Trunoyudo.
Untuk diketahui, rangkaian aksi besar di Jakarta berlangsung sejak Senin (25/8), berlanjut Kamis (28/8), hingga Minggu (31/8) dini hari.
Dalam aksi tersebut, banyak fasilitas umum yang rusak, terutama halte bus Transjakarta, hingga penjarahan rumah sejumlah pejabat seperti Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Naffa Urbach, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri menyampaikan, sebanyak 1.240 orang telah ditangkap terkait aksi anarkis itu. Mayoritas massa yang diamankan berasal dari luar Jakarta, termasuk Jawa Barat dan Banten.